Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waspadai, 5 Tanda Tersembunyi dari Hubungan Percintaan yang Toxic

Tetapi, sering kali, tanda-tanda bahwa suatu hubungan itu toxic baru diketahui setelah kita sudah terlambat untuk menarik diri.

Sementara, konsekuensi hubungan yang toxic bisa sangat besar, mulai dari kerusakan emosional, kesulitan untuk mempercayai hubungan di masa depan, depresi, kecemasan, dan banyak lagi.

Untuk itu, sangat penting mengenali tanda-tanda tersembunyi dari toksisitas hubungan sejak dini.

Semua tentang kekuasaan dan kontrol

Hubungan yang toxic cenderung berpusat pada kekuasaan dan kontrol sehingga korban dalam hubungan ini secara konsisten berada di pihak yang tidak berdaya.

Dengan semakin banyaknya penelitian yang menyelidiki mengapa hubungan toxic sangat sulit untuk ditinggalkan, semakin jelas bahwa rasa takut (akan kesendirian, akan pendapat orang lain, akan memulai dari awal) memainkan peran utama mengapa orang memilih untuk tetap berada dalam hubungan yang tidak sehat.

Bagi beberapa orang, hubungan ini pada awalnya terlihat cocok dengan semua hal yang ada (tergantung pada orang yang toxic tersebut).

Dan setelah berhasil hubungan terlihat baik-baik saja, orang yang toxic akan memulai untuk menguasai dan mengontrol pasangannya demi keuntungan pribadi.

Tanda-tanda tersembunyi hubungan yang toxic

Kendati demikian, hubungan yang toxic tidak selalu sesederhana dan semudah itu untuk dikenali.

Terkadang, dinamika kekuasaan dan kontrol terjadi secara halus yang pada akhirnya dapat menghancurkan hubungan dan pasangan yang menjadi korban.

Hubungan toxic ini tampaknya menyebabkan lebih banyak rasa sakit ketika berakhir, karena toksisitas yang tidak terlihat dan tersembunyi diam-diam bisa sangat mematikan.

Nah, agar kita terhindar dari hubungan percintaan yang toxic, cobalah untuk mengenali beberapa tandanya, sebagaimana dilansir dari laman Psychology Today berikut ini.

1. Merasa gelisah ketika memikirkan masa depan

Tubuh kita hidup dengan naluri. Ini adalah kesadaran yang seharusnya menjadi petunjuk utama untuk mengetahui apa yang terjadi dalam situasi apa pun.

Ketika berbicara tentang hubungan yang toxic, tubuh akan menyimpan informasi yang sangat berharga, yang jika kita meluangkan waktu untuk melambat dan mendengarkan, itu dapat menyelamatkan sakit hati.

Apabila kita merasakan suara keraguan kecil saat memikirkan masa depan hubungan atau ketidaknyamanan samar-samar yang mudah dirasionalisasi, luangkan waktu untuk berhenti dan jelajahi indera-indera tersebut.

Perasaan-perasaan itu bisa jadi merupakan tanda bahaya untuk sesuatu yang lebih jahat di bawah permukaan, atau bisa juga hanya kegelisahan awal dalam sebuah hubungan.

Tanpa sepenuhnya memeriksa emosi tersebut, kita mungkin mengabaikan sistem peringatan bawaan yang mencoba menarik perhatian kita.

2. Kesulitan memunculkan emosi atau percakapan serius dengan pasangan

Seiring berjalannya hubungan, tingkat kepercayaan dan persahabatan juga harus ditingkatkan.

Percakapan di awal hubungan bisa dimaklumi lebih dangkal dan ringan.

Tetapi jika kita telah menjalin hubungan untuk waktu yang lama dan masih belum bisa melakukan percakapan yang serius dan tulus, itu mungkin pertanda ada yang tidak beres.

Hubungan yang sehat dibangun di atas rasa saling menghormati dan kepercayaan yang menyertai rasa hormat itu membuka kedua pasangan terhadap kerentanan sebagai bagian penting dari proses tersebut.

Jika kita mendapati diri kita secara konsisten menjadi lebih rentan dalam hubungan romantis daripada pasangan, hal itu perlu dieksplorasi dan diungkapkan secara terbuka.

Kerentanan adalah cara utama individu yang toxic mendapatkan kekuasaan dan kendali atas orang lain.

Meskipun ini bisa menjadi bagian yang indah dari hubungan yang sedang berkembang, ini juga bisa mematikan jika terjadi secara sepihak.

3. Punya tanggung jawab besar terhadap hasil hubungan

Hubungan yang sehat ditandai dengan keseimbangan kekuatan dan investasi yang setara, sebuah konsep yang melibatkan setiap pasangan yang bertanggung jawab atas kualitas hubungan.

Jika kita mendapati diri kita lebih peduli dan fokus untuk menjaga hubungan daripada pasangan, maka kita perlu memikirkan kembali lintasan waktu bersama.

Saling ketergantungan dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan jika dibangun di atas fondasi kepercayaan, empati, dan kepedulian.

Ketika hubungan menjadi tidak seimbang, atau bergantung pada satu orang untuk menjaga hubungan tetap bertahan sementara yang lain memiliki kebebasan untuk bertindak sesuai keinginan mereka, itu adalah tanda klasik bahwa toksisitas sedang mengintai.

4. Keluarga atau teman pasangan menyiratkan adanya bahaya di depan

Jika kita telah menjalin hubungan cukup lama dan bertemu dengan keluarga atau teman pasangan kita, perhatikan sinyal yang mereka berikan.

Apakah mereka bercanda tentang masa lalu kencan pasangan atau menggoda kita untuk bisa "bertahan" dengan pasangan?

Orang-orang yang telah menjalin hubungan jangka panjang dengan pasangan kita dapat menjadi sumber informasi yang berharga tentang keabsahan hubungan kita yang sekarang.

Selain itu, mengenali tanda-tanda peringatan dari keluarga dan teman juga dapat menjadi salah satu gejala yang paling menantang untuk dilihat dalam hubungan yang toxic.

Sebab, olok-olok dan ejekan ringan sering kali merupakan bagian normal dari interaksi yang sehat.

Namun, jika firasat kita mengatakan bahwa mungkin ada sesuatu di balik komentar-komentar tersebut, penting untuk berhenti sejenak dan merefleksikan apa yang mungkin perlu kita dengar.

Atau -jika perlu, duduk bersama untuk mengklarifikasi maksudnya.

5. Argumen yang tidak pernah selesai dengan baik

Argumen yang baik adalah bagian asli dari hubungan yang sehat.

Mampu mendiskusikan pemikiran, perbedaan, dan emosi secara terbuka dan tanpa rasa takut akan pembalasan sangat penting untuk mengembangkan fondasi yang tahan lama.

Ketika argumen kita tampaknya berputar-putar tanpa solusi yang pasti dan terus muncul kembali dengan cara yang sama, itu bisa menjadi pertanda adanya masalah di depan mata.

Komunikasi adalah landasan utama untuk hubungan yang sehat, dan belajar bagaimana cara menyampaikan perbedaan pendapat dengan sopan sangatlah penting.

Jika kita terus-menerus merasa tidak nyaman saat menyampaikan pendapat yang berbeda, atau kita merasa harus melangkah dengan sangat hati-hati saat harus berbeda pendapat, ini bisa menjadi tanda hubungan yang toxic.

Belajar bagaimana berargumen secara adil adalah sebuah proses, tetapi haruslah proses yang bergerak maju, bukan proses yang terjebak dalam siklus yang berulang-ulang tanpa ada ujungnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/05/13/210000720/waspadai-5-tanda-tersembunyi-dari-hubungan-percintaan-yang-toxic

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke