Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pewarnaan Rambut Picu Kerontokan, Benarkah?

KOMPAS.com - Bagi para penggemar tren gaya rambut, pengalaman mengubah warna rambut tentu menjadi hal yang menggoda untuk dijajal.

Namun, di balik keindahan yang mungkin didapat, risiko efek samping tampaknya masih menjadi ancaman, apalagi bagi mereka yang kerap mengganti warna rambut.

Salah satu risiko yang paling umum disebut adalah rambut rontok.

Meskipun warna-warna yang indah bisa meningkatkan penampilan seseorang, tentu kecemasan akan rambut yang rontok tentu saja akan mengganggu.

Meski begitu, benarkah mewarnai rambut terlalu sering bisa memicu kerontokan rambut?

Menurut dr. Rebecca Marcus, seorang dokter kulit yang telah bersertifikat, umumnya pewarna rambut tidak memicu kerontokan rambut dan juga tidak memengaruhi kemampuan rambut untuk tumbuh.

Sebab, kata dia, pewarna rambut menargetkan helai rambut seseorang dan menyimpan pigmen warna di permukaan luar batang rambut.

Ini berlaku baik untuk pewarna semi permanen maupun pewarna permanen.

Untuk pewarna permanen atau pemutih (bleaching), pigmen warna menembus kutikula rambut namun tidak menembus kulit kepala dan folikel rambut yang bertanggung jawab atas pertumbuhan rambut.

Marcus menjelaskan, pengecualian terjadi jika seseorang mengalami reaksi alergi parah terhadap pewarna rambut.

Dalam situasi ini, ada kemungkinan terjadinya peradangan pada kulit kepala, dan jika peradangan menyebar ke folikel, ini dapat menyebabkan kerontokan rambut.

Gejala seperti peradangan, sensitivitas kulit kepala yang berkelanjutan, kemerahan, pengelupasan kulit, rasa sakit, perih, gatal, dan iritasi mungkin dirasakan.

Jika kita curiga adanya kondisi tersebut, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

Selain itu, faktor lain yang perlu diperhatikan adalah fase siklus pertumbuhan rambut.

Hindari fase telogen

Marcus menekankan, jika rambut berada dalam fase istirahat (telogen), umumnya menyebabkan kerontokan normal dalam waktu 2-3 bulan.

Proses pewarnaan rambut pada fase ini dapat mempercepat kerontokan rambut, sehingga sebaiknya dihindari.

"Sekitar 5-10 persen ambut di kepala sedang dalam fase telogen pada waktu tertentu, dan karena itu lebih rentan terhadap kerontokan," tambah Marcus.

Tetapi, jika kita melihat semakin banyak rambut yang rontok saat menyisir, di wastafel, atau bahkan menempel di tangan setelah mewarnai rambut, kemungkinan rambut telah mengalami kerusakan.

Dr. John Kahen, seorang ahli bedah rambut dan pendiri Beverly Hills Hair Restoration, memilik pandangan soal mewarnai rambut.

Dia menyebut, bahan kimia dalam pewarna rambut bisa merusak protein dalam batang rambut, yang membuat rambut menjadi lemah dan mudah patah.

Kahen juga menekankan, kerusakan umumnya terjadi di ujung rambut yang sering diwarnai atau diolah sebelumnya, atau pada rambut yang sering terpapar panas dalam jangka waktu yang lama.


Meminimalkan kerusakan rambut akibat pewarna

  • Lakukan patch test

Memang agak merepotkan, namun melakukan tes ini dapat mencegah kerugian besar di masa depan.

  • Gunakan perawatan deep conditioning

Setelah mewarnai rambut, terutama jika menggunakan bahan pemutih atau bleaching, penting untuk memberikan nutrisi ekstra pada rambut.

Cobalah gunakan masker rambut yang mengandung bahan yang melembapkan.

  • Sering mengeringkan rambut secara alami

Untuk mengurangi dampak panas saat proses styling, sebaiknya keringkan rambut sesering mungkin.

Jika perlu menggunakan hair dryer, coba keringkan rambut hingga 60-80 persen, secara alami terlebih dahulu.

  • Pilih kondisioner khusus untuk rambut berwarna

Jika kita senang mengubah warna rambut, pilihlah kondisioner yang dirancang khusus untuk mempertahankan warnanya.

Kondisioner tersebut akan melindungi warna rambut dan memberikan nutrisi pada saat bersamaan.

  • Gunakan produk untuk rambut yang diwarnai

Produk-produk khusus ini tidak hanya mempertahankan warna rambut, tetapi juga membantu memperkuat rambut yang telah terpengaruh oleh pewarna rambut.

Jika mengalami kerontokan rambut yang terus-menerus, penting untuk menghubungi ahli medis.

Mereka dapat membantu mengidentifikasi penyebabnya dan mengembalikan pertumbuhan rambut ke kondisi yang sehat.

Walaupun kerusakan umumnya terjadi di ujung rambut, kerusakan serius akibat penggunaan pewarna rambut bisa menyebabkan rambut patah di bagian tengah, atau bahkan di bagian atas batang rambut.

"Usahakan untuk tidak mewarnai rambut lebih dari sekali setiap enam minggu, dan hindari penggunaan peralatan styling panas yang berlebihan untuk mengurangi kerusakan pada batang rambut," tambah Kahen.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/10/17/120000320/pewarnaan-rambut-picu-kerontokan-benarkah-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke