Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengajarkan Anak Kesetaraan Gender sejak Dini

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ristiana D. Putri

KOMPAS.com - Mengajarkan anak konsep kesetaraan gender penting dilakukan orangtua sejak dini. Pasalnya, pengetahuan soal ini akan berpengaruh bagi pertumbuhan pola pikir anak. Mereka pun jadi saling menghargai satu sama lain.

Begitu pula tokoh Tio dalam siniar Dongeng Pilihan Orangtua edisi spesial bersama Majalah Bobo 50 Tahun episode “Cuci Piring” dengan tautan s.id/DopingBoboCuciPiring. Sayangnya, saat sedang membantu sang ibu mencuci piring, Tio justru diolok-olok oleh teman-temannya.

Mereka menganggap cuci piring adalah aktivitas yang dilakukan oleh anak perempuan. Padahal, pekerjaan domestik seperti ini adalah tanggung jawab semua orang tanpa memandang apa pun jenis kelaminnya.

Mengapa Ajarkan Kesetaraan Gender Itu Penting?

Ada banyak norma, praktik, dan struktur yang mendorong laki-laki dan perempuan untuk mengadopsi identitas dan peran gender yang berbeda dalam masyarakat.

Itu mengapa, stereotip lama yang menempatkan peran maskulin lebih tinggi daripada peran feminin masih beredar di mana-mana.

Kesetaraan gender dapat didefinisikan sebagai penikmatan persamaan hak dalam semua aspek kehidupan. Ketika anak perempuan dan anak laki-laki sama-sama bebas dari diskriminasi, mereka akan mampu mencapai potensi diri sepenuhnya.

Terlebih, jika mereka hidup di negara dengan budaya patriarki (menganggap laki-laki lebih tinggi daripada perempuan) yang masih tinggi.

Saat anak laki-laki memandang rendah perempuan, mereka pun jadi enggan bersikap empati dan selalu memikirkan dirinya sendiri. Itulah mengapa, kita kerap melihat laki-laki meremehkan pekerjaan rumah tangga dan kurang berempati pada perempuan di sekitarnya.

Orangtua yang bersikap membandingkan anak laki-laki dan perempuan juga harus diwaspadai. Tindakan ini bukanlah sesuatu yang bijak dilakukan karena juga akan membentuk persepsi bahwa anak laki-laki itu lebih hebat.

Kiat Ajarkan Anak Kesetaraan Gender

Selain pendidikan formal, orangtua berperan sebagai guru dalam lingkungan informal yang harus selalu siap dalam mengajarkan anak. Begitu pula pengajaran soal kesetaraan gender yang dapat dipupuk serta dipraktikkan sejak dini hingga anak dewasa.

Menurut Parents, ada beberapa hal yang bisa diajarkan pada anak. Sebagai orangtua, kita bisa mulai mempraktikkannya dengan tak membedakan pekerjaan rumah. Kita bisa meluangkan waktu bersama untuk bergotong royong merapikan rumah.

Kedua, validasi perasaan anak. Di masyarakat kita, laki-laki dianggap sebagai sosok yang kuat dan tak boleh menangis. Padahal, menangis juga merupakan salah satu bentuk emosi yang dimiliki oleh semua manusia.

Menahan anak laki-laki untuk tak menangis justru berpengaruh terhadap empati mereka. Selain itu, mereka juga tak dapat menyalurkan emosinya dengan tepat. Itulah mengapa anak laki-laki sering kali marah-marah hingga melempar barang yang justru menyakiti orang sekitar.

Ketiga, yaitu mendukung minat dan hobi anak. Jika anak perempuan senang dengan olahraga, berilah ruang bagi mereka untuk mengembangkannya. Begitu pula apabila anak laki-laki ternyata memiliki minat tinggi dalam memasak.

Orangtua tak perlu khawatir kalau hobinya itu akan berpengaruh terhadap bagaimana sosok mereka di masa depan. Selama itu adalah kegiatan positif, dampaknya pun akan baik.

Dengarkan berbagai cerita dongeng seru lainnya yang bisa orangtua dengar bersama anak dalam siniar Dongeng Pilihan Orangtua di Noice dengan tautan dik.si/DopingNoice.

Jangan lupa untuk follow dan subscribe kanal Doping di Noice karena akan ada audio drama spesial dari cerpen dan dongeng Majalah Bobo Edisi 50 Tahun.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/10/30/100825420/mengajarkan-anak-kesetaraan-gender-sejak-dini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke