Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Orangtua Jangan Asal Curhat di Medsos, Pahami Dampaknya pada Anak

Tidak hanya artis atau influencer saja yang melakukannya tapi juga orang biasa dengan jumlah followers terbatas.

Mereka mungkin hanya ingin mengungkapkan perasaan atau kesedihan yang telah terpendam selama ini.

Namun sering kali, anak yang kemudian menjadi korbannya.

Pertimbangkan perasaan anak sebelum curhat di medsos

Konflik rumah tangga tidak hanya melibatkan pasangan suami istri saja tapi juga anak.

“Jika menyangkut anak-anak Anda, Anda mempunyai kewajiban untuk melindungi mereka di masa depan,” kata Devorah Heitner, pakar kesejahteraan anak sekaligus penulis.

Hal ini termasuk foto, pengakuan atau detail apa pun yang kita unggah di medsos.

Anne Marie Albano, psikolog di Rumah Sakit NewYork-Presbyterian, mengatakan banyak remaja merasa malu atas foto yang diunggah orangtuanya.

"Mereka merasa malu dan marah ketika teman-teman mereka, guru atau orang dewasa lainnya membagikan kepada orang lain foto Instagram yang menunjukkan momen memalukan yang diposting oleh orangtua mereka," terangnya.

Untuk situasi yang lebih serius, seperti perceraian atau pertengkaran maka sebaiknya anaknya mengetahuinya secara langsung.

Sayangnya, kebanyakan orangtua tidak paham untuk membatasi informasi sensitif itu dan malah membukanya secara online.

“Kami melihat banyak anak-anak dan remaja yang mengetahui perubahan besar dalam hidup melalui media sosial, dan tidak langsung dari orangtuanya,” jelas Albano.

Hal itu hanya akan mengakibatkan penghinaan dan rasa malu selain juga kesedihan, stres dan rasa kehilangan yang sudah dialami akibat konflik orangtuanya.

Pahami apakah anak setuju dengan sikap kita

Biasakan untuk minta izin pada anak jika akan mengunggah hal apa pun terkait mereka, berapa pun usianya.

Bukan hanya foto tapi juga persoalan sensitif lainnya yang mungkin akan memengaruhi anak.

Heitner mengatakan bahwa praktik terbaiknya adalah bertanya kepada anak sebelum posting meskipun tidak semuanya memahami informasi yang akan diunggah itu.

Jika ragu, ia menyarankan untuk tidak mengunggah informasi tersebut sama sekali.

Pasalnya, konten medsos tidak bisa dikendalikan ketika sudah diunggah, yang mungkin bisa berdampak pada anak sekarang maupun di masa depan.

 “Setelah Anda melakukannya di sana, sangat mudah untuk kehilangan kendali atas penonton dan anak Anda mendapat pukulan balik,” kata Heitner.

Pahami pula bahwa anak kadang sulit mengungkapkan perasaannya kepada orangtua, termasuk soal izin tersebut, sering kali karena takut mengecewakan.

"Tempatkan diri Anda pada posisi anak Anda. Mungkinkah postingan Anda berpotensi menyebabkan keributan itu?” ujar Albano.

Di sisi lain, kita harus menerima keputusan anak jika mereka tidak setuju soal konten medsos yang sedang dipertimbangkan.

“Berterima kasihlah kepada mereka karena telah memberikan keputusannya kepada Anda, dan beri tahu mereka bahwa Anda akan melakukan apa yang mereka katakan,” kata Albano.

Jangan malah membujuk anak dengan berbagai alasan yang membuat mereka meragukan dirinya.

Heitner mengatakan, menjadi pelajaran penting bahwa anak belajar berkata 'tidak' untuk mendapatkan batasan pribadi.

Alternatif lainnya, kita bisa mengkurasi foto atau informasi yang akan dijadikan konten medsos bersama anak.

“Aktivitas  ini dapat membantu anak Anda mengembangkan kebiasaan sehat di media sosial dan juga belajar tentang pesan-pesan sehat,” kata Albano.

“Jika dilakukan bersama-sama dan dengan persetujuan semua orang serta suara yang tercermin dalam postingan tersebut, hasilnya bisa menjadi aktivitas ikatan keluarga yang terekam selama berabad-abad.”

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/11/01/092500720/orangtua-jangan-asal-curhat-di-medsos-pahami-dampaknya-pada-anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke