Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Seberapa Ampuh "Self Talk"?

Oleh: Ramos Mangihut Yemima S. dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Kehidupan memiliki berbagai dinamika. Tak jarang, saat berada di masa-masa sulit, kita menarik diri untuk melakukan self-talk, yaitu berbicara dengan diri sendiri untuk merenungi hal-hal yang sudah terjadi.

Dalam perenungan tersebut, kita kerap mendapatkan dorongan untuk bangkit. Namun, sering kali kita juga merasa rendah dan kecewa terhadap diri sendiri, karena sadar atas ketidakmampuan untuk bertahan.

Hal demikian juga dibahas dalam siniar Anyaman Jiwa episode “Seberapa Ampuh Self-talk itu?” dengan tautan s.id/AnJiwSelftalk.

Dalam episode ini, dikatakan kita sebagai individu kerap berfokus pada kekurangan kita, sehingga tak jarang memandang rendah diri sendiri karena merasa tidak mampu.

Dalam hidup ini, ada banyak hal-hal tidak terduga yang terjadi di luar kendali kita. Oleh karena itu, sangat penting untuk memiliki persepsi yang luas dalam memandang kemampuan serta kondisi diri sendiri.

Self-talk Positif atau Self-talk Negatif, Pilih yang Mana?

Melansir Healthline, self-talk positif terjadi ketika kita berusaha mendorong diri untuk tetap optimis. Lewat kata-kata afirmatif, self-talk positif memperbolehkan kita mengakui kegagalan dan kesedihan, namun juga mendorong diri kita untuk tetap melangkah.

Namun, sadar tidak sadar, dibanding menerapkan self-talk positif, kita cenderung melakukan self-talk negatif. Menurut Health Direct, self-talk negatif terjadi ketika kita kecewa dan tidak percaya dengan diri sendiri.

Kata-kata seperti “Seharusnya aku bisa lebih baik lagi” atau “Kalau aku lebih pintar, pasti tidak akan terjadi hal seperti ini” menjadi wujud atas perasaan marah pada ketidakmampuan diri.

Kedua bentuk self-talk di atas selalu hadir di setiap aspek dan peristiwa di kehidupan kita. Di dalam hidup, tidak selamanya hal yang kita inginkan akan kita dapatkan, dan tidak selamanya hal yang kita rencanakan akan terjadi.

Oleh karena itu, pilihan ada di tangan kita, yaitu kita memberikan ruang bagi diri kita untuk bertumbuh dan terus mendorong motivasi diri lewat kata-kata positif, atau terus-menerus menghukum diri sendiri dengan kata-kata negatif.

Menerapkan Self-talk Positif

Pada akhirnya, sangat penting bagi kita untuk menerapkan self-talk positif dalam hidup kita. Lewat self-talk positif, kita dilatih untuk lebih dewasa dan menerima situasi yang ada.

Dilansir dari BetterUp, berikut beberapa cara yang dapat membantu menerapkan kebiasaan self-talk positif dalam aktivitas sehari-hari.

Pertama, kita dapat mulai mengucapkan hal-hal positif di pagi hari. Misal, kata-kata seperti “Hari ini adalah hari yang baik, dan aku bisa melewatinya!” atau “Aku percaya, aku bisa!” dapat menjadi dorongan awal untuk tetap positif dalam memulai hari.

Kedua, kita bisa menjadikan self-talk positif sebagai bagian dari aktivitas. Misalnya, mendengarkan siniar pengembangan diri atau membaca buku tentang kesehatan mental. Kita juga dapat menuliskan catatan-catatan kecil berisikan kata-kata afirmatif.

Terakhir, ketiga, berikan diri kita ruang untuk refleksi. Sering kali pikiran-pikiran buruk menghampiri, memberikan sugesti yang menurunkan motivasi kita dalam beraktivitas. Kita dapat membuat pikiran tersebut menjadi renungan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Untuk bertumbuh, kita perlu memberikan diri kita ruang untuk gagal. Kegagalan dapat menjadi bagian dari dorongan kita untuk terus berusaha. Sehingga, penting untuk membangun kebiasaan positif demi pikiran dan mental yang sehat.

Dengarkan cerita lebih lengkap mengenai self-talk dan narasi refleksi diri lainnya melalui siniar Anyaman Jiwa episode “Seberapa Ampuh Self-talk itu?” dengan tautan akses s.id/AnJiwSelftalk.

Nikmati informasi dan narasi lainnya seputar kesehatan mental dalam playlist YouTube Medio by KG Media!

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/11/08/124851420/seberapa-ampuh-self-talk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke