Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Betharia Sonata Sujud demi Leon, Ini Cara Menangani Anak yang Lakukan Kekerasan

Anak laki-lakinya yang telah beranjak dewasa itu memang terjerat kasus kekerasan terhadap kekasihnya, Rinoa Aurora, dan kini harus mendekam di penjara.

Demi Leon, yang berusia 26 tahun, penyanyi kenamaan itu tak sungkan mencium kaki Yuliana, ibu Riona, agar kasus anaknya tak diperpanjang.

"Tante Betha tiap hari WhatsApp sampai sujud pegang kaki saya," kata Yuliana, dikutip dari kanal YouTube Maia AlElDul tv.

"Tadinya kita mau lanjutin (proses di kepolisian), terus tante Betha cium kaki saya," imbuhnya.

"Apalagi ibu Betha jauh umurnya lebih tua dari saya, terus sujud di lantai di kaki saya sambil minta maaf 'tolong bantu anak saya,'" sambungnya.

Menangani perilaku kekerasan anak yang sudah dewasa

Tindakan Betharia Sonata mungkin dilatarbelakangi kasih sayangnya sebagai ibu yang ingin anaknya terbebas dari masalah.

Namun para orangtua sebenarnya bisa lebih bijak bersikap dalam menghadapi perilaku anak yang melakukan kekerasan, khususnya saat usianya sudah dewasa.

Dalam banyak kasus, orangtua menyangkal perilaku bermasalah anaknya yang membuat kecenderungan semakin buruk.

Kelemahan orangtua ini juga yang lalu dimanfaatkan anak untuk mencari celah atas kesalahannya.

“Anak-anak yang sudah dewasa lebih matang dan lihai. Mereka tahu di mana letak kerentanannya, dan mereka menyadarinya,” kata Karen Roberto, Ph.D., direktur eksekutif Institute for Society, Culture and Environment di Virginia Tech, dikutip dari DomesticShelters.org.

Beberapa orangtua juga cenderung menyalahkan dirinya sendiri atas perilaku anak.

Mereka merasa gagal mendidik anaknya yang membuatnya berusaha untuk melindungi buah hatinya.

“Orang tua membuat alasan: 'Mereka pemarah', atau 'Mereka butuh bantuan,'” kata Roberto, yang juga anggota American Psychological Association.

Ia mengatakan, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan orangtua jika anaknya menunjukkan perilaku kekerasan.

Namun langkah utama adalah mengakui masalahnya agar menyadari pentingnya menangani tingkah anaknya.

Berikut sejumlah cara yang direkomendasikan Roberto:

Identifikasi perilaku yang tidak dapat diterima dan tetapkan konsekuensinya.

Uraikan perilaku apa yang dapat diterima dan apa yang tidak saat anak yang sudah dewasa menunjukkan kecenderungan kekerasan.

“Ini tentang mengkomunikasikan dengan jelas batasan mengenai apa yang diperbolehkan dalam rumah tangga dan menindaklanjuti konsekuensinya,” kata Roberto.

Biasakan mengekspresikan emosi

Ajari buah hati tentang cara-cara sehat untuk mengekspresikan emosi “besar” dan, khususnya pada anak laki-laki untuk mengenali maskulinitas yang sehat.

Cari bantuan profesional

Jika perilaku kekerasan anak semakin meningkat sehingga mengancam keluarga dan membahayakan orang lain, orangtua perlu mencari bantuan profesional.

Terlebih jika ada kaitan masalah kesehatan mental, penyalahgunaan zat atau gangguan emosional.

Carilah konseling atau terapi untuk diri sendiri

Orangtua perlu mendapatkan dukungan untuk anak maupun diri mereka sendiri.

“Orangtua berkata kepada diri mereka sendiri: 'Saya pasti menjadi orang tua yang buruk.' 'Saya melakukan ini dengan tidak benar.' 'Jika saya berbeda, mereka tidak akan menyakiti saya atau marah,'” kata Roberto.

Pikiran buruk ini membuat orangtua membutuhkan tempat yang aman untuk bicara dan mencurahkan hatinya agar bisa mengambil sikap yang tepat.

Hubungi polisi

Anak yang sudah dewasa dan cenderung melakukan kekerasan bisa membahayakan orangtua dan sekitarnya.

Jika dibutuhkan, jangan ragu untuk menghubungi polisi untuk mencegah hal buruk.

“Itu sangat sulit bagi orangtua. Namun terkadang itulah hal terbaik yang bisa dilakukan,” kata Roberto.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/12/01/143809920/betharia-sonata-sujud-demi-leon-ini-cara-menangani-anak-yang-lakukan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke