Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jangan Lakukan 3 Hal Ini untuk Tangani Eksim

JAKARTA, KOMPAS.com – Eksim bukanlah ruam merah biasa pada kulit. Mereka adalah reaksi peradangan kulit yang ditandai dengan perasaan gatal pada ruam tersebut.

Untuk menangani eksim, biasanya dokter kulit akan menyarankan penggunaan pelembap guna mencegah kulit terlalu kering, serta menjaga fungsi skin barrier.

Sebab, kulit yang terlalu kering dan skin barrier yang terganggu termasuk dalam beragam faktor pemicu eksim. Dalam penanganan eksim, ada sejumlah kesalahan yang sering terjadi. Apa saja?

Kesalahan penanganan eksim

1. Tidak menerima kondisinya

Penerimaan akan eksim dapat membuat penanganan terhadap kondisi itu menjadi lebih mudah. Sebab, pengidapnya terbebas dari perasaan penyangkalan (denial).

Ketika menerima bahwa kondisi kulit yang dideritanya adalah eksim, pengidapnya lebih menerima perawatan yang disarankan oleh dokter kulit. Tentunya, ini juga memudahkan pekerjaan dokter kulit.

"Kadang-kadang, mereka tidak mau menerima bahwa mereka harus pakai pelembap seterusnya,” ungkap dr. Srie Prihianti G, Sp.DVE, Subsp.DA, PhD, FINSDV, FAADV, dalam “CeraVe Skin Chat: World Atopic Eczema Day 2024” di Wyl’s Kitchen Pakubuwono, Jakarta, Jumat (13/9/2024).

Sulitnya menerima bahwa mereka harus selalu memakai pelembap membuat mereka terus melontarkan pertanyaan “Jadi, dipakai seumur hidup ini, dok?”.

“Sebetulnya, gangguan skin barrier (terkait eksim) itu genetik. Jadi, dia sudah dikaruniai kulit yang seperti itu. Tentu, perawatannya harus menyesuaikan karena jenis kulit kan tidak bisa diubah,” tegas Srie.

2. Tidak teratur pakai pelembap

Kesalahan lainnya yang umum terjadi pada pengidap eksim adalah penggunaan pelembap yang tidak teratur. Bahkan, Srie menerangkan, beberapa pasien sulit untuk menaati aturan pemakaian.

Meski sudah memakai pelembap secara teratur, jumlahnya terlalu sedikit sehingga kulit masih terasa kering saat disentuh.

“Sering banget yang pakainya terlalu ngirit. Dan kadang, pemakaian disuruh dua kali, tapi malah sesempatnya saja,” ucap dia.

3. Mengabaikan pemicu eksim

Ada berbagai faktor pemicu eksim. Beberapa di antaranya adalah faktor genetik, sistem kekebalan tubuh yang terganggu, kondisi lingkungan, alergi makanan, stres, paparan bahan kimia, dan skin barrier yang terganggu.

Biasanya, pengidap eksim yang rutin konsultasi ke dokter kulit sudah mengetahui pemicu eksim kembali flare up atau dalam kondisi parah setelah sebelumnya membaik.

Akan tetapi, tidak semua orang bisa menghindari faktor pemicunya. Misalnya faktor alergi makanan.

Jika sudah mengetahui makanan yang memicu eksim muncul kembali, tetapi tetap nekat memakannya, jangan heran kondisi kulit tidak akan membaik.

“Itu yang jadi PR (pekerjaan rumah) banget untuk semuanya, baik untuk kami yang membantu mengidentifikasi, dan yang melaksanakan (perawatan) di rumah. Itu yang lebih berat daripada kami,” papar Srie.

Selain pemakaian obat, kata Srie, hal lain yang perlu dilakukan orang-orang denvan eksim termasuk membersihkan debu, tungau, membersihkan penyaring AC, menghindari bahan selimut tertentu, dan lainnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/09/15/223027220/jangan-lakukan-3-hal-ini-untuk-tangani-eksim

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com