Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Mitos tentang Gentle Parenting yang Tidak Terbukti Benar

KOMPAS.com – Gentle parenting adalah pola pengasuhan yang berfokus pada dorongan, pemecahan masalah, memvalidasi perasaan anak, dan tidak permisif.

Pola pengasuhan yang juga menerapkan kedisiplinan ini, sering dicap sebagai pola pengasuhan yang bakal membuat anak "lembek" saat dewasa nanti.

Sebab, orangtua dianggap tidak tegas saat harus menegur anak ketika mereka berbuat salah. Mereka terlalu terpaku pada kata “gentle” atau lembut.

Bahkan, ada beragam mitos tentang pola pengasuhan ini. Salah satunya adalah orangtua yang menerapkan gentle parenting termasuk “lawn mower parent”.

Mitos tentang gentle parenting

1. Lawn mower parent

Disadur dari Forbes, Jumat (28/3/2025), lawn mower parent adalah istilah untuk orangtua yang akan “memotong” setiap rintangan yang menghalangi anaknya.

Istilah ini mengambil kata “lawn mower” yang artinya adalah pemotong rumput. Orangtua “pemotong rumput” ini akan berusaha untuk melindungi anak-anaknya dari tantangan agar kehidupan mereka berjalan mulus.

Memberikan anak masa kecil yang ideal adalah tujuan dari setiap orangtua. Akan tetapi, lawn mower parenting dapat membuat hidup anak menjadi lebih susah dalam jangka panjang.

Sebuah studi tahun 2009 menunjukkan, anak-anak dari orangtua yang terlalu protektif dapat kesulitan dengan kecemasan dan fobia sosial.

Adapun, studi bertajuk “Perceived Parental Overprotection and Separation Anxiety: Does Specific Parental Rearing Serve as Specific Risk Factor”.

“Coba pikir, jika kamu tidak pernah membiarkan anak menghadapi kesulitan, bagaimana mereka akan belajar mengatasi rintangan? Itu seperti mengajari seseorang berenang tanpa membiarkan mereka basah,” tulis psikolog di Awake Therapy, Mark Travers, dalam artikelnya di Forbes.

Namun sebenarnya tidak demikian. Sebaliknya, gentle parenting adalah tentang menjadi pemandu yang suportif.

Pola pengasuhan ini membiarkan anak menghadapi tantangan sembari orangtua menyediakan “jaring pengaman”.

Ibaratnya seperti mengajari anak mengendarai sepeda. Sebagai awalan, orangtua membantu menahan sepeda. Namun, pada akhirnya, mereka melepasnya dan anak sudah bisa melaju dengan kencang.

“Gentle parenting adalah tentang membangun ketangguhan, satu ‘guncangan’ pada satu waktu,” ujar Travers.

2. Pola asuh permisif

Pola asuh permisif adalah ketika orangtua hanya melihat anaknya mengamuk di tempat umum. Pola asuh ini tentang tuntutan yang rendah dan respons yang tinggi.

Sebuah studi tahun 2022 menunjukkan, anak-anak yang tumbuh dengan pola pengasuhan ini seringkali kesulitan dengan disiplin diri dan masalah perilaku.

Adapun, studi bertajuk “Types of Parenting Styles and Effects on Children”.

“Mereka kekurangan bimbingan dari figur orangtua dalam hidup mereka. Ini dapat menyebabkan mereka tumbuh menjadi orang dewasa yang menuntut, yang kurang mampu mengatur dirinya sendiri,” papar Travers.

Sedangkan dalam gentle parenting, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi situasi seperti anak mengamuk di tempat umum, yakni:

Alihkan perilaku

Orangtua mungkin dapat mencoba membantu anak untuk tenang dengan menunjukkan sesuatu yang menarik bagi mereka.

Bisa pula mengingatkan mereka ketika perilaku serupa tidak memberikan apa yang mereka inginkan.

Tetapkan batasan

Orangtua dapat menjelaskan pada anak bahwa apa yang mereka lakukan tidak dapat diterima. Jika mereka terus melakukannya, tindakan mereka akan memiliki konsekuensi.

Beri time-out

Memaksa anak untuk menjauh dari situasi tersebut selama beberapa menit mungkin dapat membantu orangtua untuk mengatur situasi yang emosional itu.

Konsekuensi sesuai usia

Orangtua yang menerapkan gentle parenting dapat memberikan konsekuensi yang tepat, jika anak tetap tantrum di tempat umum.

“Mungkin anak tidak akan diizinkan untuk pergi lagi karena tindakannya, atau mainan yang menarik perhatian mereka mungkin akan diambil,” kata Travers.

3. Pengasuhan yang tidak campur tangan

Beberapa orangtua menerapkan pengasuhan yang tidak campur tangan dengan tujuan agar anak menjadi lebih tahan banting.

Namun, pengasuhan yang pasif atau tidak terlibat, dapat membuat anak merasa kehilangan dan tidak didukung.

“Penelitian menunjukkan, anak-anak dari orangtua yang tidak terlibat seringkali mengalami kesulitan dengan keterampilan sosial dan kesejahteraan emosional,” ujar Travers.

Sementara itu, gentle parenting berkaitan dengan keterlibatan yang aktif. Artinya, ayah dan ibu berada di dekat anaknya, menjadi contoh perilaku positif, dan memberikan bimbingan ketika dibutuhkan.

“Pada intinya, gentle parenting adalah tentang memperlakukan anak sebagai orang yang setara. Bukan berarti menjadi teman mereka, tetapi tentang menunjukkan rasa hormat, empati, dan pengertian,” kata Travers.

https://lifestyle.kompas.com/read/2025/03/28/100100620/3-mitos-tentang-gentle-parenting-yang-tidak-terbukti-benar

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com