Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa yang Harus Dilakukan Jika Di-Ghosting oleh Teman?

KOMPAS.com – Ghosting dalam pertemanan bisa terjadi, bukan hanya dalam hubungan percintaan. Temanmu bisa saja memutus komunikasi tanpa penjelasan.

Kondisi ini tentu menyisakan pertanyaan dan kekecewaan. Lantas, apa yang harus dilakukan ketika mengalami ghosting dalam pertemanan?

Ghosting dalam hubungan pertemanan, terutama saat kita sedang berada dalam masa sulit, bisa menjadi bentuk pelecehan emosional.

“Saat seseorang memutus kontak tanpa penjelasan, terutama pada saat-saat sulit, itu adalah pelecehan emosional,” kata pakar psikologi dan hubungan pertemanan, Dr. Miriam Kirmayer, disadur dari Oprah Daily, Kamis (19/6/2025).

Kehilangan teman secara tiba-tiba bisa memicu kesedihan, kebingungan, dan bahkan kehilangan harga diri. 

Namun, penting untuk menyadari bahwa perlakuan orang lain tidak boleh menentukan nilai diri kita.

2. Teman juga punya keterbatasan

Tindakan ghosting terkadang tak selalu karena ketidaksukaan terhadap kita. Bisa jadi, orang tersebut tengah berjuang dengan masalahnya sendiri.

“Kita sering tidak tahu apa yang dialami orang dalam kehidupan pribadi mereka,” ujar profesor psikologi Mahzad Hojjat.

Mungkin saja krisis yang kita alami memicu kenangan buruk dalam hidup mereka sehingga membuat mereka menjauh. 

Dalam konteks ini, menjauh adalah bentuk perlindungan diri bagi mereka, meski terasa menyakitkan bagi kita.

Kehilangan sahabat bisa terasa sama perihnya seperti putus cinta. Rasa marah, kecewa, dan sedih bisa muncul bersamaan. Dalam situasi ini, penting untuk memberikan diri kita waktu untuk berduka. 

“Tanyakan pada diri sendiri, apa yang akan saya katakan pada seorang teman yang mengalami ini? Lalu terapkan itu pada diri sendiri,” kata Kirmayer.

Menyalurkan emosi lewat cerita kepada teman yang dipercaya atau menulis perasaan dalam jurnal juga bisa membantu.

Sah-sah saja Jika ingin menyampaikan perasaan pada teman yang menghilang. Namun, jangan berharap balasan yang ideal.

“Sampaikan perspektif kamu jika itu membantu, tapi jangan mengharapkan penjelasan atau permintaan maaf,” jelas Kirmayer.

Ia juga menyarankan untuk menulis curahan hati kepada mantan teman tersebut tanpa perlu dikirim. Menulis bisa menjadi proses refleksi yang menyembuhkan.

5. Persahabatan bisa berubah

Seiring berjalannya waktu, persahabatan bisa berubah bentuk atau berakhir.

Sebuah studi dari Universitas Utrecht menunjukkan, 70 persen persahabatan berakhir dalam tujuh tahun.

Setelah luka mulai sembuh, kita bisa belajar untuk menerima bahwa hubungan tersebut pernah berarti.

Meski begitu, kamu tersadar bahwa pertemanan tersebut tidak ditakdirkan untuk bertahan selamanya.

Meski menyakitkan, ghosting dari sahabat bisa menjadi momen untuk membuka diri pada hubungan baru yang lebih sehat. 

Banyak orang memilih membangun hubungan dengan orang-orang yang memahami cara berempati dan memberi ruang.

“Setelah kamu pulih dari trauma atas hilangnya teman, carilah hubungan baru yang sehat,” saran Hojjat.

https://lifestyle.kompas.com/read/2025/06/19/120500720/apa-yang-harus-dilakukan-jika-di-ghosting-oleh-teman-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com