Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenali 5 Red Flag yang Membuat Jerawat Semakin Parah Menurut Pakar

KOMPAS.com - Ada beberapa red flag atau tanda bahaya yang bisa memperparah jerawat. Tak hanya terkait skincare, tapi juga pola makan. 

Menurut dokter kulit Dr. Nishita Ranka, penting mengenali red flag yang membuat jerawat semakin parah agar bisa ditangani sejak dini dan tidak meninggalkan bekas. Simak selengkapnya.

Banyak orang mengira jerawat yang muncul saat menstruasi hanya wajar terjadi. Namun, Ranka menekankan, ada hal yang perlu diwaspadai.

“Jika menstruasi tidak teratur, disertai pertumbuhan rambut berlebih di wajah dan kenaikan berat badan, ini bisa menjadi tanda PCOS (polyclystic ovarian syndrome) atau PCOD (polyclystic ovarian disease), penyebab umum jerawat hormonal,” jelasnya, dilansir dari Hauterrfly, Kamis (11/9/2025).

Jerawat jenis ini biasanya lebih sulit ditangani hanya dengan skincare biasa. Penanganan medis dan pemeriksaan hormon bisa jadi diperlukan agar masalah kulit tidak semakin parah.

Pepatah “you are what you eat” atau tubuhmu mencerminkan apa yang kamu makan berlaku juga untuk kesehatan kulit. 

Ranka menyebutkan, konsumsi junk food, makanan tinggi gula, dan produk olahan susu dapat memicu jerawat.

“Ada penelitian yang membuktikan bahwa susu dan makanan dengan indeks glikemik tinggi dapat memperparah jerawat. Jadi makanan seperti ini sebaiknya dibatasi,” ujarnya.

Mengganti asupan dengan makanan tinggi serat, sayuran, buah, serta minum cukup air mineral bisa membantu menjaga kulit lebih sehat dan mengurangi peradangan.

Produk yang digunakan sehari-hari memiliki dampak besar terhadap kondisi kulit. Menurut Ranka, penggunaan kosmetik berbahan dasar minyak atau produk yang tidak non-komedogenik bisa menyumbat pori-pori.

“Gunakan produk yang ringan dan non-komedogenik agar tidak menambah bakteri di wajah atau memperparah jerawat,” sarannya.

Selain itu, kebiasaan tidak membersihkan makeup dengan benar juga bisa menjadi pemicu jerawat yang sulit diatasi meskipun sudah rajin memakai obat jerawat.

Hormon adalah salah satu faktor utama penyebab jerawat. Ketidakseimbangan hormon bisa menyebabkan kulit lebih mudah berminyak, jerawat batu, dan peradangan parah.

Ranka menekankan pentingnya memperhatikan gejala perubahan hormon secara berkala. 

“Ketika hormon tidak stabil, jerawat tetap bisa muncul meskipun perawatan kulit sudah optimal,” tuturnya.

Dalam beberapa kasus, konsultasi ke dokter untuk terapi hormon atau pemeriksaan medis sangat dibutuhkan agar jerawat tidak terus berulang.

Tak jarang jerawat muncul menjelang acara penting, seperti pernikahan atau presentasi besar. Ia menyebutkan, hal ini berkaitan erat dengan stres.

“Stres bisa langsung memicu jerawat, bahkan pada pasien yang sudah menjalani perawatan rutin,” terang dia.

Untuk mengatasi hal ini, ia menyarankan melakukan manajemen stres sederhana seperti latihan pernapasan dalam selama 10–15 menit per hari. 

Rutinitas ini dapat membantu tubuh lebih rileks sekaligus menjaga kondisi kulit tetap stabil.

Jerawat bukan sekadar masalah kulit, tetapi juga mencerminkan kondisi tubuh secara keseluruhan. 

Dari pola makan, hormon, produk perawatan, hingga stres, semua bisa memengaruhi kesehatan kulit. Mengenali red flag ini menjadi langkah awal untuk merawat kulit berjerawat dengan cara yang tepat dan efektif.

https://lifestyle.kompas.com/read/2025/09/11/163500120/kenali-5-red-flag-yang-membuat-jerawat-semakin-parah-menurut-pakar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com