Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mencegah Kulit Bergelambir Usai Sedot Lemak

KOMPAS.com - Tindakan sedot lemak atau liposuction menjadi pilihan banyak orang yang ingin membentuk tubuh ideal dengan hasil yang terlihat dalam waktu singkat. Namun, setelah lemak berkurang sering muncul masalah baru yaitu kulit bergelambir.

Hilangnya volume lemak dalam jumlah besar yang sebelumnya mendukung dan mengisi kulit, dapat membuat kulit menjadi kendur.

Menurut dr.Ide Bagoes Insani Sp.B.P.R.E dari RS Pondok Indah Jakarta, saat ini telah tersedia mesin sedot lemak generasi baru yang menggabungkan teknologi laser penghancur lemak. 

"Kalau dengan liposuction konvensional yaitu dengan vacum, setelah diambil sejumlah lemak, kulit mudah menggelambir. Ini terjadi karena kulit susah nempel ke bawah. Nah hal ini bisa diatasi dengan teknologi terbaru," tuturnya.

Metode liposuction terbaru, yaitu dengan mesin Laser Assisted Liposuction, laser akan mencairkan lemaknya sehingga proses pengambilan lemak lebih mudah.

Dijelaskan oleh dr.Ide, selain menghancurkan lemak, teknologi ini sekaligus akan mengencangkan kulit di atasnya.

"Sudah pasti pengencangan kulit akan lebih baik dibanding yang konvensional. Dengan alat ini pembuluh darah yang rusak sedikit ketika alat dimasukkan. Proses pemulihan pun jadi lebih cepat," ujarnya.

Selain itu, teknologi liposuction terbaru ini termasuk dalam bedah minimal invasif yang tidak membutuhkan sayatan besar.

"Prosedur yang tadinya prosedur besar, bisa diconvert jadi minimal. Misal pada kasus lengan menggelambir dulu pilihannya operasi besar, disayat dari lengan bawah cukup panjang. Dan ini beresiko menimbulkan keloid. Dengan liposuction baru ini sayatannya kecil," papar dr.Ide.

Tidak hanya itu, lemak yang sudah diambil tersebut bisa ditransfer ke bagian tubuh lain yang diinginkan, misalnya ke wajah, payudara, atau bokong. 

Memperbaiki fungsi tubuh

Liposuction bukan sekadar prosedur pengurangan lemak untuk penampilan, melainkan bagian dari upaya memperbaiki fungsi tubuh.

"Pada pasien overweight yang terganggu karena perutnya besar, mau duduk saja susah. Atau orang yang kalau jalan saja pahanya bergesekan sampai lecet, maka kualitas hidupnya tidak baik," kata dr.Ide.

Ia mengatakan, banyak pasiennya yang jadi lebih bersemangat menjalani gaya hidup sehat setelah melakukan sedot lemak.

"Pasien saya yang tadinya sudah hopeless, karena sudah diet, fitnes, tapi enggak turun juga, mau gerak saja susah. 

Setelah liposuction semangatnya timbul, perut sudah kecilan dan lebih semangat menerapkan hidup sehat," ujarnya.

Oleh karena itu, dr.Ide selalu mengedukasi pasiennya yang akan melakukan sedot lemak bahwa tindakan tersebut bukanlah untuk menurunkan berat badan, tapi membentuk badan.

Ia juga mengatakan bahwa hasil liposuction sangat tergantung pada kondisi tubuh di awal. 

Kalau awalnya besar banget badannya, hasilnya tak mungkin akan ramping banget. Dan ingat, prosedur ini enggak bisa menggantikan gaya hidup sehat," katanya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2025/12/02/114629120/mencegah-kulit-bergelambir-usai-sedot-lemak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com