Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Batak Rentan Maag

Kompas.com - 29/01/2008, 00:34 WIB

Menurutnya, peran HP dalam membentuk penyakit kanker lambung masih pro dan kontra. "Sebagian peneliti dunia berpendapat HP akan berevolusi menjadi kanker lambung," ujarnya. Namun, berdasarkan penelitiannya sejak 1998 hingga 2005, ditemukan bahwa terjadi penurunan jumlah infeksi HP dari tahun  ke tahun, tapi jumlah penderita kanker lambung tetap, bahkan cenderung naik.

"Di Indonesia HP dan kanker lambung tidak mempunyai hubungan linier, ini berarti kanker lambung disebabkan berbagai faktor, seperti sistem kekebalan tubuh dan berbagai jenis strain HP," tuturnya.

Boas mengatakan, di Jepang, makanan dengan kadar garam tinggi telah dinyatakan sebagai faktor berpengaruh terhadap kanker lambung. Penelitian Naomi Uemura di Jepang menunjukkan, dari 1246 kasus infeksi HP, hanya 36  yang berkembang menjadi kanker lambung.  Untuk membunuh kuman HP ada beberapa tahapan protokol yakni first line, second line, third line dan seterusnya.       

"First line saja membutuhkan dua macam antibiotik, kalau satu macam, HP tidak akan mati," tuturnya. Masyarakat juga harus mewaspadai gejala-gejala infeksi HP. "Kalau tiga bulan menderita maag, sudah makan obat warung atau ke dokter tapi tidak sembuh juga, maka bisa terindikasi positif infeksi HP," tuturnya.
 
Dia mengatakan, penelitian mengenai HP di Indonesia masih sangat sedikit. Belum ada penelitian apakah sumber air minum atau makanan mengandung HP. Prevalensi infeksi HP di Indonesia sekitar 36-46 persen, dengan
usia termuda 5 bulan. "Yang lebih menakutkan, jumlah infeksi HP pada balita yakni 15,4 persen, padahal, semakin lama diderita, HP akan potensial menjadi kanker. Kalau balita sudah menderita, bagaimana 25 tahun kemudian" tuturnya.

Sedangkan infeksi HP tidak menunjukkan kecenderungan pada satu jenis kelamin, "Laki-laki dan perempuan hampir sama,tidak ada perbedaan," katanya lagi. Perbedaan justru terlihat pada kelas ekonomi sosial.
Jumlah infeksi HP lebih banyak terjadi pada kelompok ekonomi menegah bawah dibanding kelas atas. Hal yang sama terjadi di AS dan Singapura.

Author : M1

Sumber : Warta Kota

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com