Memang benar informasi tentang seks kini lebih mudah didapat, khususnya setelah situasi kehidupan bermasyarakat kita semakin terbuka dan cenderung tak terkendali. Informasi tentang seks melalui berbagai media massa kini memang mudah didapat.
Tetapi bukan berarti semua informasi tentang seks itu benar dan bernilai ilmu pengetahuan atau pendidikan. Banyak informasi tentang seks yang dimuat di media massa tidak berdasarkan ilmu pengetahuan, tapi berdasarkan mitos atau informasi salah.
Banyak media massa yang hanya mengutip dari media massa lain dari luar negeri tanpa mengetahui kebenarannya. Bahkan tidak sedikit informasi tentang seks yang berasal dari nara sumber, ternyata bukanlah informasi yang bernilai ilmu pengetahuan.
Sangat menyedihkan karena ternyata informasi yang disampaikan oleh narasumber itu hanya informasi yang berdasarkan mitos, atau apa yang pernah didengar, atau yang pernah dialami. Dengan demikian informasi yang salah seakan-akan mendapat pembenaran melalui pemberitaan media massa yang mengutip informasi dari narasumber.
Informasi Yang Benar
Kekhawatiran Ibu Dianti terhadap anak perempuannya yang akan menikah, tampaknya tidak terlalu berlebihan. Tentu saja dia tidak ingin anaknya mengalami ketakutan dan ketidaktahuan seperti yang dia alami dulu ketika baru menikah.
Mengingat informasi tentang seks kini sangat mudah didapat, terlepas dari benar atau tidaknya informasi itu, sangat mungkin anak Ibu Dianti sudah pernah menerima informasi itu. Maka hal penting yang perlu diketahui si anak yang akan menikah ialah menerima informasi yang benar tentang seks dan meninggalkan informasi yang salah.
Kalau Ibu Dianti ingin yakin, boleh saja bertanya kepada anaknya sejauh mana dia mempunyai pengetahuan tentang seksualitas. Tetapi kalau berkomunikasi seperti itu sulit karena menyangkut tentang seksualitas, mungkin Ibu Dianti dapat memberikan bahan bacaan atau buku tentang seksualitas yang memang ditulis secara ilmu pengetahuan.
Untuk menyeleksi buku mana yang kebenaran ilmu pengetahuannya tinggi, pegangan paling baik ialah dengan melihat siapa penulisnya dan latar belakang pengetahuannya. Cara lain untuk mendapatkan informasi ialah dengan mengikuti ceramah atau seminar yang diberikan oleh tenaga ahli di bidang seksualitas.
Film atau video porno seperti yang ditanyakan Ibu Dianti, tidak selalu memberikan informasi yang baik bagi pasangan suami istri. Masalahnya, film porno tidak diproduksi untuk tujuan pendidikan, melainkan semata-mata hanya untuk membangkitkan dorongan seksual. Itu pun tidak selalu bernilai positif, bahkan dapat menimbulkan akibat buruk.
Memang ada video tentang seksualitas yang bernilai ilmu pengetahuan karena diproduksi untuk tujuan pendidikan. Jadi tidak sama dengan film porno yang mengenyampingkan dasar ilmu pengetahuan, karena tujuannya untuk mendapatkan keuntungan materi.