Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hotbonar Sinaga, Pria Necis Pengendali Jamsostek

Kompas.com - 11/12/2008, 06:32 WIB

JAKARTA, KAMIS - Ancaman tsunami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang diperkirakan akan semakin terasa tahun depan, membuat berbagai pihak mengambil langkah antisipasi. Tak terkecuali Jamsostek yang ikut mempersiapkan amunisinya untuk memudahkan tenaga kerja yang ter-PHK dengan mempercepat masa tunggu Jaminan Hari Tua (JHT) dari enam bulan menjadi satu bulan.

Adalah Direktur Utama Jamsostek Hotbonar Sinaga yang mencetuskan hal tersebut. Inisiatif Jamsostek ini disambut Anggota Komisi IX untuk mengajukan Amandemen PP no 14 tahun 1993 pasal 32 ayat 2 mengenai masa tunggu pembayaran Jaminan Hari Tua (JHT). Dengan diubahnya pasal tersebut maka masa tunggu enam bulan bagi pembayaran JHT akan dipersingkat menjadi satu bulan.

Menurut Bonar, demikian ia disapa, masa tunggu kerap menjadi masalah, apalagi kalau pekerja yang di PHK. "Enam bulan terlalu lama untuk mereka. Karena begitu di PHK, mereka butuh uang untuk memulai usaha, dan sebagainya," kata Bonar.

Sejak memegang tampuk pimpinan Jamsostek, Bonar memang bercita-cita untuk semakin mempermudah pengurusan JHT. Kala itu, dia menerima posisi menggantikan Iwan Pontjo (Dirut Jamsostek sebelumnya) dengan tiga alasan. Pertama, tuturnya, karena ini soal tantangan.

Kedua, ingin memberi contoh baik kepada penyelenggara jaminan sosial yang lain, baik dalam maupun di luar negeri termasuk asurasi. Bagaimana sebenarnya mengelola perusahaan jaminan sosial secara amanah. Alasan ketiga, karena mendapat kepercayaan untuk memimpin Jamsostek. "Saya disini bukan untuk mencari duit, tetapi karena mendapat kepercayaan," ujarnya.

Ia tak memungkiri, perusahaan sebesar Jamsostek memiliki banyak tantangan. Bahkan, banyak pendapat yang mengatakan jabatan ini adalah kursi panas dengan banyaknya dana kelola. Karena itu, alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) ini menuturkan, sangat berhati-hati mengucurkan dana ke luar.

"Saya harus berani mempertanggungjawabkan segala tindakan saya selama memimpin. Saya tidak akan protes kalau tiba-tiba diberhentikan. Selama buntutnya tidak dipanggil KPK saja," ujar ayah dua anak ini.

Mendekat ke bawah

Menerima tongkat estafet untuk memimpin Jamsostek, ia melakukan banyak hal di lingkungan internal perusahaan. Upayanya adalah, mencoba mendekat dengan karyawan dan turun ke level bawah. Misalnya saja, dulu ada lift khusus untuk direksi. Setelah Bonar masuk, tak ada lagi perlakuan khusus dan lift itu dihilangkan.

"Memang kalau kebetulan diburu waktu, konsekuensinya harus menunggu lama. Tapi tak mengapa," tuturya.

Bonar juga mendekati seluruh karyawan dengan berkeliling ke beberapa lantai kantor dan beberapa kantor cabang Jamsostek. Bahkan, kadang-kadang dia juga ikut makan di kantin bersama yang lain. Masalah transportasi, Bonar menuturkan, "Saya kemana-mana naik mobil Kijang. Lalu kalau naik pesawat saya akan mengambil kelas ekonomi."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com