Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendongeng untuk Si Kecil Yuk!

Kompas.com - 17/04/2009, 14:17 WIB

KOMPAS.com — Membacakan dongeng untuk anak tak hanya bisa membantu mendekatkan orangtua dengan anak, tapi juga mengajak si kecil berimajinasi dan membantunya lebih percaya diri. Berikut tips yang bisa Anda lakukan untuk memulai ritual seru bersama anak-anak.

Mendekatkan diri
Membaca bersama anak merupakan sebuah kesempatan untuk Anda memberikan perhatian penuh dan tak terbagi kepada anak. Semakin  penuh kasih dan akrab waktu yang Anda lakukan, semakin senang si anak, sehingga waktu untuk membaca dongeng merupakan waktu yang ditunggu anak.

Tak perlu memilih satu waktu khusus, tiap Anda sempat bisa dijadikan ritual yang menyenangkan. Misalnya, saat memandikan si kecil, ketika dia tak mau diam mencipratkan air ke mana-mana, Anda bisa membuat cerita dadakan. Atau, seperti di film-film, ketika menjelang waktu tidurnya.

Hanya dengan mendengar suara Anda dan bisa menatap wajah Anda saja sudah membuat si kecil senang dan merasa aman, apalagi jika Anda jarang bertemu.

Ritual Wajib Harian
Meski hanya beberapa menit, membaca bersama anak harus dilakukan sehari-hari. Kecintaan membaca buku pada diri anak akan terbentuk ketika ia menyadari bahwa membaca itu penting untuk Anda sehingga mereka akan menanti waktu-waktu membaca bersama Anda secara reguler.

Tak masalah juga jika Anda membuat kegiatan ini sebuah ritual harian yang dijadwalkan/dijadikan kebiasaan. Hal ini selain mengakrabkan, juga membuat dia lebih memahami isi buku.

Efek Suara
Jangan malu-malu untuk menjadi seorang aktor dadakan. Entah itu dengan membuat suara dedaunan yang tertiup angin, suara nyanyian burung, siulan angin, apa pun itu, bersuaralah. Anak-anak suka efek suara, tapi efek-efek yang membuat dongeng lebih seru pasti disukai.

Juara Akting
Bayi dan balita belajar lewat seluruh indera mereka. Hanya dengan mengulang-ulang perintah Anda atau cerita tak akan membuat mereka paham seketika. Mereka suka mencoba berbagai hal baru melalui mulut, hidung, jari-jarinya, semuanya.

Jika mereka ingin mencoba menggigit buku, biarkan, tapi pastikan bukunya bersih. Atau jika balita Anda senang menggigit, beli buku yang terbuat dari kain untuk dia bermain saat dibacakan cerita.

Anda juga bisa berakting, misalnya dengan ikut menggigit bukunya ketika ceritanya tentang ulat yang sedang kelaparan, buat bunyi seakan-akan si ulat sedang kesenangan bisa memakan daunnya atau main-main dengan akan menggigit pula tangan si kecil. Kelitiki perut si kecil seakan mendemonstrasikan kepakan sayap kupu-kupu di perutnya.

Jangan malu untuk menggunakan tubuh Anda sebagai media cerita. Misalnya bagaimana kuda berdiri dengan 4 kaki, bagaimana kuda berbunyi, bagaimana kuda menendang dengan kaki belakangnya. Tunjukkan pada si kecil bahwa buku bisa jadi menyenangkan dan ‘hidup’. Yang diperlukan hanya sedikit imajinasi dan kemauan.

Rewind
Anak-anak tak hanya suka pengulangan, itu adalah cara mereka belajar. Membaca buku yang sama berkali-kali membantu mereka mengenali dan mengingat setiap kata dan mengira-ngira apa yang akan datang setelah ini.

Untuk membuat pikiran mereka lebih berkembang, dan supaya Anda tak bosan, coba cari elemen lain yang bisa Anda terangkan dari cerita itu. Apakah itu bagaimana jahatnya saudara tiri Sinderela dan hal itu tak boleh dilakukan. Coba cari sudut lain dari ceritanya.

Ajak si kecil ikut berinteraksi dengan Anda dengan sesekali berhenti sejenak dari tengah-tengah cerita dan bertanya kepadanya. Tanyakan, “Apa yang menurut kamu si singa akan berkata kepada si tikus?” Atau “Kalau kamu jadi si tikus, apa yang akan kamu lakukan?”

Bawa kehidupan sehari-hari ke dalam cerita juga, misalnya “Si Tudung Merah sedang berjalan ke rumah neneknya, seperti kamu waktu minggu lalu ke rumah nenek, yah”

Anak-anak kecil tak begitu peduli dengan urutan ceritanya. Mereka senang hanya dengan mendengar suara Anda yang penuh antusias. Jangan membatasi diri Anda sesuai teks. Lompati teks sesuka Anda. Berkreasi bebaslah dengan menambahkan suara-suara atau menambahkan di sana-sini.

Biarkan si kecil menentukan aturannya. Anak-anak sering mengambil buku yang ia mau, lalu langsung membuka halaman belakang, melewatkan beberapa halaman sekaligus, atau bahkan menutup bukunya. Jangan takut atau mundur, ikuti saja.

Jangan berhenti bercerita, tentu dengan melihat maunya si kecil, jika dia tiba-tiba ngambek dan tak mau mendengarkan cerita, hentikan. Saat mengakhiri cerita, jangan lupa berikan sinopsis untuk cerita esok. Misalnya, saat menutup buku Si Tudung Merah, katakan “Selamat tidur, Tudung Merah. Rangga pergi dulu, besok kita main dekat rumahmu, ya?”

Tambahkan Cerita
Perlahan tapi pasti, tambahkan jenis bacaan. Saat perhatian si anak bertambah, perkenalkan anak Anda ke bacaan yang sesuai usianya, seperti Harry Potter, atau Stuart Little, dan lainnya.

Ingatlah, membaca bersama anak tak perlu harus berakhir. Bahkan ketika mereka sudah cukup dewasa untuk membeli buku sendiri. Seumur hidup Anda, anak dan Anda akan menumbuhkan kedekatan untuk mau saling berbagi, setidaknya untuk berdiskusi tentang buku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com