Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berfantasi dengan Boneka Jagoan

Kompas.com - 08/11/2009, 03:02 WIB

Lusiana Indriasari

Action figure adalah sebutan untuk mainan semacam boneka jagoan atau tokoh dari jagat komik, film televisi, film layar lebar, atau permainan video. Mainan ini digemari dan menjadi koleksi anak-anak hingga orang dewasa. Dengan mainan tersebut mereka berfantasi seakan tokoh itu hadir dan beraksi di depan mata.

Istilah action figure diperkenalkan Hasbro, produsen mainan di Amerika Serikat pada 1960. Saat itu Hasbro memasarkan mainan tentara G.I. Joe. Hasbro ingin menyediakan mainan alternatif untuk anak laki-laki yang tidak suka boneka. Pada tahun 1970-an, keluar tokoh jagoan komik dari Marvel, seperti Spiderman dan atau tokoh dari DC Comics, seperti Batman dan Superman. Dibuat juga karakter dari film Star Wars , seperti Luke Skywalker, Yoda, atau Darth Vader. Tokoh-tokoh dari jagat fiksi itu seperti menjelma ke dunia dalam bentuk mainan.

Arief (30), karyawan bank swasta di Jakarta, sejak kecil gemar dengan komik. Ia antara lain menyukai X-Man terbitan Marvel karya Stan Lee dan seniman lukis Jack Kirby itu. Tokoh-tokoh super hero dari X-Man , seperti Dazzler atau Wolverine, hidup dalam benaknya. Belakangan, jagoan-jagoan itu bisa ia bawa ke mana-mana dalam bentuk boneka atau action figure . Bila ada waktu senggang, Arief menyendiri, lalu memainkan mainan itu.

Asyiknya saya bisa membayangkan adegan berkelahi yang pernah saya lihat di film atau komik, tutur Arief yang gaji pertamanya habis untuk membeli para jagoan itu.

Harga mainan bervariasi antara Rp 200.000 hingga lebih dari Rp 4 juta, bergantung pada ukuran tokoh dan kelangkaan koleksi. Ukuran mainan beragam, mulai dari seukuran jari kelingking hingga yang berukuran tinggi setengah meter.

Bagi para penggemar, mainan ini tampak hidup. Kaki, tangan, dan kepala sang jagoan bisa digerak-gerakkan. Billy Pratomo (35), pehobi berat action figure , mengaku sangat menikmati ketika memainkan para jagoan koleksinya. Saat itulah Billy yang dosen Universitas Trisakti itu berfantasi tentang jagoan dari jagat khayal tersebut.

Bila ada waktu luang, Billy membuat semacam diorama adegan dari boneka itu. Cuplikan adegan itu diambil Billy dari film atau komik yang pernah dia baca. Billy mengoleksi lebih dari 3.000 mainan jagoan. Ia mulai mengoleksi mainan itu sejak 20 tahun lalu. Mainan pertama yang dimilikinya AT-AT Soldier, yaitu kendaraan besi berkaki empat yang menyerupai binatang raksasa dalam film Star Wars.

Kafi

Para penggemar mainan boneka tokoh itu membentuk bermacam komunitas. Salah satu komunitas yang tergolong besar adalah Komunitas Action Figure Indonesia atau Kafi. Komunitas ini terbentuk lewat internet. Mereka membuat milis KomunitasActionFigureIndonesia@yahoogroups.com yang sekarang jumlah anggotanya lebih dari 300 orang. Mereka saling berbagi informasi seputar hobi dan tokoh-tokoh jagat komik itu di dunia maya.

Komunitas ini juga bertemu langsung di dunia nyata. Selain aktif berbincang tentang karakter action figure , mereka juga kerap berkumpul untuk berbelanja mainan. Di mana ada bazar yang menjual miniatur jagoan itu, anggota Kafi pasti ada di situ.

Satu tahun sekali, biasanya di akhir tahun, Kafi menggelar acara yang diberi nama Toys Attack!! Di situ, para kolektor bisa saling bertukar koleksi. Mereka juga bisa berburu mainan murah ke kolektor yang mempunyai bisnis sampingan berjualan mainan.

Menurut Billy, salah satu penggagas terbentuknya Kafi, komunitas tersebut memang dibentuk untuk mempertemukan sesama penggemar action figure . Dengan cara itu, mereka yang butuh melengkapi koleksi bisa lebih mudah mendapatkan mainan yang diinginkan.

Billy mengenang, sekitar tahun 1990-an masih sulit mendapatkan mainan semacam itu di Indonesia. Ia harus pergi atau titip pada teman yang ke luar negeri untuk mendapatkan mainan boneka jagoan. Kini komunitas pehobi itu dimanjakan dengan sejumlah toko yang menjual boneka jagoan. Salah satunya Toyzaholic di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Pemiliknya adalah pehobi mainan.

Mereka juga bisa mendapatkan dengan membeli dari sesama anggota komunitas. Bila mereka sudah bosan, biasanya mainan ini dijual ke kolektor lain. Harga jual mainan bisa tinggi bila dijual dengan bungkusnya. Itulah sebab, beberapa kolektor memilih tidak membuka bungkus mainan ketika mereka membeli mainan. Agar bisa dipajang dan bisa dijual kembali, kata Arief.

Rupanya, selain jago bertarung, jagoan juga bisa diperjualbelikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com