Lusiana Indriasari
Action figure adalah sebutan untuk mainan semacam boneka jagoan atau tokoh dari jagat komik, film televisi, film layar lebar, atau permainan video. Mainan ini digemari dan menjadi koleksi anak-anak hingga orang dewasa. Dengan mainan tersebut mereka berfantasi seakan tokoh itu hadir dan beraksi di depan mata.
Istilah
Arief (30), karyawan bank swasta di Jakarta, sejak kecil gemar dengan komik. Ia antara lain menyukai
Asyiknya saya bisa membayangkan adegan berkelahi yang pernah saya lihat di film atau komik, tutur Arief yang gaji pertamanya habis untuk membeli para jagoan itu.
Harga mainan bervariasi antara Rp 200.000 hingga lebih dari Rp 4 juta, bergantung pada ukuran tokoh dan kelangkaan koleksi. Ukuran mainan beragam, mulai dari seukuran jari kelingking hingga yang berukuran tinggi setengah meter.
Bagi para penggemar, mainan ini tampak hidup. Kaki, tangan, dan kepala sang jagoan bisa digerak-gerakkan. Billy Pratomo (35), pehobi berat
Bila ada waktu luang, Billy membuat semacam diorama adegan dari boneka itu. Cuplikan adegan itu diambil Billy dari film atau komik yang pernah dia baca. Billy mengoleksi lebih dari 3.000 mainan jagoan. Ia mulai mengoleksi mainan itu sejak 20 tahun lalu. Mainan pertama yang dimilikinya AT-AT Soldier, yaitu kendaraan besi berkaki empat yang menyerupai binatang raksasa dalam film
Para penggemar mainan boneka tokoh itu membentuk bermacam komunitas. Salah satu komunitas yang tergolong besar adalah Komunitas Action Figure Indonesia atau Kafi. Komunitas ini terbentuk lewat internet. Mereka membuat milis KomunitasActionFigureIndonesia@yahoogroups.com yang sekarang jumlah anggotanya lebih dari 300 orang. Mereka saling berbagi informasi seputar hobi dan tokoh-tokoh jagat komik itu di dunia maya.
Komunitas ini juga bertemu langsung di dunia nyata. Selain aktif berbincang tentang karakter
Satu tahun sekali, biasanya di akhir tahun, Kafi menggelar acara yang diberi nama
Menurut Billy, salah satu penggagas terbentuknya Kafi, komunitas tersebut memang dibentuk untuk mempertemukan sesama penggemar
Billy mengenang, sekitar tahun 1990-an masih sulit mendapatkan mainan semacam itu di Indonesia. Ia harus pergi atau titip pada teman yang ke luar negeri untuk mendapatkan mainan boneka jagoan. Kini komunitas pehobi itu dimanjakan
Mereka juga bisa mendapatkan dengan membeli dari sesama anggota komunitas. Bila mereka sudah bosan, biasanya mainan ini dijual ke kolektor lain. Harga jual mainan bisa tinggi bila dijual dengan bungkusnya. Itulah sebab, beberapa kolektor memilih tidak membuka bungkus mainan ketika mereka membeli mainan. Agar bisa dipajang dan bisa dijual kembali, kata Arief.
Rupanya, selain jago bertarung, jagoan juga bisa diperjualbelikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.