Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebutuhan "Biologis" Tak Terpenuhi, Napi Pun Berfantasi

Kompas.com - 07/12/2009, 12:43 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com — Tidak terpenuhinya kebutuhan biologis dari para narapidana menyebabkan sebagian besar dari mereka sering berfantasi. Mereka juga kerap tidak merasa nyaman dan melakukan masturbasi, bahkan melakukan aktivitas hubungan biologis yang melanggar ketentuan.

Kondisi tersebut tergambar dari hasil penelitian dan pengkajian oleh Pusat Kajian dan Pengembangan Kebijakan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI yang dipaparkan dalam sosialisasi di Kanwil Depkum dan HAM Jawa Timur di Surabaya, Senin (7/12).

"Sudah sering terjadi bahwa akhirnya narapidana berusaha memenuhi kebutuhannya dengan berbagai cara, bahkan sampai melanggar aturan," ungkap Didin Sudirman, Sekretaris Direktur Jenderal Pemasyarakatan Depkum dan HAM.

Mengacu pada pendapat responden tentang pemenuhan kebutuhan biologis narapidana di lembaga pemasyarakatan, rata-rata lebih dari 80 persen responden yang berasal dari elemen petugas, narapidana, ataupun masyarakat menyetujui pemenuhan kebutuhan biologis adalah hak asasi manusia.

Selain itu, 78 persen petugas, 88 persen napi, dan 84 persen masyarakat menyetujui pemenuhan kebutuhan biologis narapidana diberikan secara resmi di dalam lapas. "Sebagian besar memahami bahwa penyaluran kebutuhan dapat menciptakan ketentraman di dalam lapas," tuturnya.

Persoalannya sampai sekarang tidak ada aturan tentang pemenuhan kebutuhan biologis. Sebagian lapas memanfaatkan instrumen formal, seperti cuti mengunjungi keluarga sesuai Pasal 14 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995. Narapidana berhak berkumpul bersama keluarga selama 2 x 24 jam. "Hanya saja, instrumen ini tidak secara langsung dimanfaatkan untuk menyalurkan kebutuhan biologis," ujar Didin.

Pada kenyataannya, perilaku sosial kerap dan masih terjadi di lapas-lapas, baik laki-laki maupun perempuan, termasuk di lapas anak. Pemenuhan kebutuhan biologis tidak bisa dikesampingkan karena narapidana dipenjara dengan harapan mengembalikan mereka menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab, bukannya malah memiliki perilaku yang tidak sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com