Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Pikir-Pikir Dulu, Ya?"

Kompas.com, 4 Januari 2010, 10:42 WIB

KOMPAS.com - Saat Anda menawarkan produk Anda melalui telepon, kadang-kadang prospek Anda mengatakan, "Nanti deh, saya pikir-pikir dulu." Apakah mereka mengatakan yang sebenarnya? Atau, apa sebenarnya maksud dari pernyataan ini?

Bila Anda berpikir dari sisi calon pembeli, Anda pasti tahu, maksud dari pernyataan tersebut. Pernyataan itu Anda lontarkan bukan karena Anda memang ingin berpikir-pikir dulu, tetapi karena Anda ingin menghentikan berondongan penawaran dari petugas sales yang menelepon Anda. Itulah cara yang dianggap sopan untuk menolak tawaran produk dari petugas sales. Kalau Anda tidak tanggap dengan penolakan, Anda akan menyia-nyiakan banyak waktu dan energi untuk menindaklanjutinya dengan e-mail dan telepon yang tak ada gunanya.

Namun menurut Jim Domanski, CEO Teleconcepts Consulting, firma yang memberikan konsultasi mengenai tele-sales, memang ada sejumlah prospek yang benar-benar memerlukan waktu untuk memikirkannya. Ada yang ingin memikirkan dulu pilihan-pilihan mereka, ada juga yang ingin mengumpulkan informasi lebih dulu untuk memastikan mereka tidak membuat keputusan yang salah.

Jika Anda adalah perwakilan penjualan yang sinis dan berulangkali mendengar keberatan ini, Anda mungkin tidak menanggapinya dengan serius, dan karena itu Anda gagal menindaklanjuti, serta kehilangan peluang. Lalu, bagaimana cara mengatasi jawaban yang menyebalkan tersebut? Dalam salah satu kumpulan artikelnya dalam buku 80 Rahasia Melejitkan Omzet, Domanski berbagi tips:

* Jangan mengatakan apa-apa
Saat prospek mengatakan kepada Anda bahwa dia ingin berpikir-pikir dulu, tak usah mengatakan apa-apa. Tunggu saja dia dengan sabar. Keheningan di telepon menciptakan kekosongan, dan kebanyakan orang menjadi tidak nyaman dengan keheningan.

Setelah dua, tiga, atau empat detik, sebagian besar orang terdorong untuk mengisi keheningan dengan kata-kata. Dia mungkin akan menjelaskan bahwa dia harus bicara dengan atasan, suami, atau orangtuanya. Tiba-tiba Anda menemukan pemain lain dalam permainan. Atau, dia mungkin mengatakan sedang mempelajari proposal lain. Atau, mungkin dia memang tidak tertarik. Apa pun situasinya, sekarang Anda punya lebih banyak informasi sebagai dasar untuk langkah Anda berikutnya.

* Berikan waktu, tapi dapatkan komitmen
Pastikan Anda memberikan batas waktu untuk kegiatan pikir-pikirnya.  Misalnya, katakan, "Boleh saya telepon Anda minggu depan? Apakah Rabu jam 09.00 tidak mengganggu jadwal Anda?" Kuncinya adalah tidak hanya mendapatkan tanggal tindak lanjut, tetapi juga waktu spesifik.

Pendekatan ini tidak mengancam, dan ideal bagi prospek yang memang menginginkan lebih banyak waktu. Prospek ini tidak suka dibujuk atau ditekan. Kalau Anda menekan terlalu keras, mereka akan mengatakan "tidak" pada tawaran Anda karena mereka tidak menyukai Anda dan pendekatan agresif Anda.

Kalau prospek tidak mau menerima saran pertama Anda, cobalah waktu dan tanggal lain. Kalau dia tidak menerima lagi, tanyakan kapan waktu dan tanggal yang baik. Kalau dia tidak bisa membuat komitmen, kemungkinan dia memang tidak tertarik. Jadi, waktu Anda lebih baik dihabiskan di tempat lain.

* Gali kebenaran jawabannya
Pendekatannya adalah pertama-tama membuat penekanan pada prospek, lalu mengajukan pertanyaan untuk menentukan apakah keberatan itu benar, atau hanya penolakan belaka.

Ketika prospek mengatakan, "Saya pikir-pikir dulu, ya," berikan jawaban, "Saya mengerti. Kalau di posisi Anda, saya juga ingin memikirkannya dulu." Lalu ajukan pertanyaan berikut: "Boleh saya tanya apa yang membuat Anda khawatir?" Atau, "Boleh saya tanya pertanyaan apa yang belum terjawab?" dan "Boleh saya tanya apa yang membuat Anda enggan?"

Tak perlu dikatakan lagi, jenis penggalian ini akan membuat prospek lebih terbuka dan membantu Anda menentukan apakah keberatannya nyata atau tidak. Jika lain waktu prospek berkata akan berpikir lebih dulu, pikirkan satu dari ketiga pendekatan ini.

 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Wellness
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
Fashion
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau