Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pasar Cinta" di Beijing

Kompas.com - 13/02/2010, 16:26 WIB

KOMPAS.com — Tak ada yang bisa memprediksi kapan "cinta" akan datang menghampiri. Ketika Anda merasa sudah lelah mencari atau mengalami kesulitan mencari, akan menyenangkan jika Anda bisa mendapatkannya dengan cara instan. Ada banyak cara mencari cinta. Misalnya, lewat cara tradisional, seperti perjodohan oleh orangtua, percomblangan dari teman, ajang pencarian jodoh di acara televisi nasional, atau yang makin digemari, pencarian jodoh lewat internet. Tak ada yang sesuai? Mungkin Anda mau mencarinya di supermarket "cinta" seperti yang ada di Beijing.

Sebuah "pasar cinta" yang diberi julukan "I'm Looking For You" dibuka sejak tahun 2009 untuk memperingati hari raya tidak resmi "Singles Day" (atau hari lajang) yang jatuh pada setiap tanggal 11 bulan November. Sejak dibuka, supermarket unik itu sudah menarik lebih dari 1.000 klien dan sukses menjodohkan lebih dari 50 pasangan. Cukup mengeluarkan uang sebesar 20 yuan (sekitar 3 dollar atau Rp 28.500), masyarakat China sudah bisa bertemu dengan lajang lain di program jasa kencan ini.

Caranya, para anggota mendaftarkan nama, usia, pendapatan, pekerjaan, beserta foto. Kemudian profil ini akan tersedia untuk dilihat oleh orang lain yang berada di sana hari itu. Dikutip dari msnbc, manajer supermarket cinta ini, Gao Shan, mengatakan bahwa konsepnya terinspirasi dari orang-orang yang butuh tempat untuk bisa bertemu dalam lingkup yang aman, bersahabat, dan menenangkan. Dengan kata lain, lokasi untuk bisa bertemu lajang ini memberikan kesempatan yang lebih aman dan nyaman ketimbang melakukan jasa layanan kencan lewat internet.

Banyak masyarakat di China mengalami kesulitan untuk bisa bersosialisasi karena beratnya beban kerja dan terpenjara kesibukan mereka yang tingkat kompetisinya sangat tinggi. Dilaporkan pula bahwa para wanita China yang tinggal di perkotaan tak memiliki banyak waktu untuk mencari pasangan hidup. Namun, para pria di sanalah yang lebih khawatir dalam mencari pasangan hidup.

Menurut laporan dari media lokal di China, lebih dari 24 juta pria China di usia yang umum untuk pernikahan akan mendapati dirinya menjomblo pada tahun 2020. Alasannya, karena faktor aborsi yang berkaitan dengan gender. Studi yang dilangsungkan oleh Chinese Academy of Social Sciences yang didanai oleh pemerintah China ini mengatakan bahwa terjadi ketidakseimbangan yang sangat signifikan dalam jumlah pria dan wanita di negeri yang berpenduduk 1,3 miliar tersebut.

Pasalnya, pada zaman dulu, masyarakat China lebih memilih anak pria ketimbang anak wanita. Sehingga, sering kali para calon orangtua melakukan ultrasound untuk mengetahui jenis kelamin bayinya dan kemudian mengaborsi ketika diketahui jenis kelaminnya adalah wanita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com