Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bila Si Kecil Bicara Kasar dan Jorok

Kompas.com - 26/02/2010, 13:30 WIB

KOMPAS.com — Kata-kata kasar dan kotor meluncur begitu saja dari mulut si kecil. Padahal, tak ada yang mencontohkannya, tidak di rumah, tidak pula teman-temannya di sekitar rumah. Lalu, apa yang harus dilakukan untuk menghadapinya?

Di rubrik Konsultasi Psikologi Anak, tabloid Nova, Astrid W.E.N., M.Psi. dari Kancil menjelaskan, banyak orangtua yang merasa sudah memerhatikan perkembangan dan lingkungan si kecil secara seksama, tapi tiba-tiba menemukan si kecil melontarkan kata-kata yang kasar dan jorok di hadapan kita. Betapa mengejutkannya karena Anda merasa di rumah tak ada yang berlaku seperti itu.

Para orangtua pun akan khawatir jika si kecil akan mendapat pengaruh buruk dari lingkungan yang lain dan mulai mencari solusi agar si kecil tak terkontaminasi lebih parah.

Anak bisa mengatakan kata-kata kasar dan jorok karena menikmati reaksi orang-orang di sekitarnya, seperti ia ditertawakan seolah-olah itu lucu dan menghibur, atau diperhatikan dengan rasa kaget dan ingin tahu dari lingkungannya.

Anak berkata kasar atau jorok bisa juga karena ia menirunya dari teman di sekolah, sekadar iseng, atau saat ia merasa marah dan mengetahui bahwa kata tadi bisa memancing kekesalan orang lain, atau hanya karena sedang mempelajari kata-kata yang baru dan senang dengan bunyi kata itu tanpa mengetahui artinya.

Ada banyak alasan anak kita berkata kasar atau jorok. Maka, perhatikanlah saat kapan dan apa yang terjadi setelah anak berkata kasar atau jorok. Ini agar kita bisa mengerti alasan si anak.

Dengan mengetahui itu, kita akan lebih mudah mengatasinya. Saat anak mengucapkan kata kasar dan jorok, kita bisa bertanya kepada anak, "Dari siapa kamu belajar kata XXX?", "Tahukah kamu arti XXX?", atau "Tahukah kamu apa akibatnya kalau orang lain dikatakan XXX?"

Anak usia 4 tahun pada umumnya senang mempelajari kata-kata baru, apalagi di usia ini kemampuan berbahasa dan menyerap informasi anak-anak sedang berkembang dengan pesat. Jika anak tidak mengetahui arti dari kata kasar atau jorok tadi, kita dapat memberi tahu artinya secara singkat dan jelas, juga mengenalkan akibatnya jika ia mengucapkan kata-kata itu kepada orang lain.

Bila ia mengucapkan kata kasar atau jorok karena marah, Anda bisa mengajarkannya dengan memberi tahu kata-kata apa yang boleh diucapkannya ketika ia sedang marah. Anda juga bisa memberi tahu kepada si kecil bahwa kata-kata itu tidak boleh digunakan di dalam keluarga.

Ketimbang memberikan hukuman atau peringatan keras kepada anak saat mengucapkan kata kasar atau jorok, lebih baik berikan perhatian saat ia mengucapkan kata-kata yang sopan sehingga ia lebih sering dan senang mengucapkan kata-kata yang baik.

Jika kata-kata kasar atau jorok yang diucapkan oleh anak berasal dari sekolah, memindahkannya ke sekolah yang lain tak akan menyelesaikan masalah. Anda tak mungkin menemukan sekolah dan teman-teman yang steril bagi si kecil karena sekolah dan teman merupakan lingkungan sosialisasi anak, di sana pula hal-hal yang dinilai baik dan buruk sangat sulit dipisahkan.

Apalagi pada anak usia 4 tahun, minat untuk mencoba dan mengeksplorasi hal baru sangat tinggi, termasuk mencoba-coba hal yang negatif tanpa ia sadari.

Percayakan ia mengeksplor, mengetahui hal baru, dan melakukan apa yang dapat ia lakukan secara mandiri di lingkungan sosialnya. Batasan-batasan dan aturan, kasih sayang, dan perhatian, dukungan dan kepercayaan yang diberikan oleh keluarga setiap harinya justru memampukan anak untuk tumbuh secara kuat dan baik di lingkungan luar rumah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com