Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Besar Pasak daripada Tiang, Apa Masalahnya?

Kompas.com - 03/03/2010, 19:16 WIB

KOMPAS.com - Masalah keuangan tak hanya dialami lajang dengan penghasilan pas-pasan, tetapi juga atasan berpenghasilan besar namun punya banyak hutang. Akar masalah yang umum terjadi adalah dari cara mengelola keuangan yang tidak terukur.

Perencana keuangan dari Akbar's Financial Check Up, Aidil Akbar Madjid, mengatakan bahwa 95 persen orang memerlukan perencanaan keuangan. Realitasnya tak sedikit lajang ataupun yang telah menikah mengalami masalah pengeluaran membengkak, sementara pendapatan stagnan.

Dalam media gathering perencanaan keuangan dengan wartawan beberapa waktu lalu, Akbar menyebutkan sejumlah faktor yang perlu lebih dahulu dikenali agar bisa mengukur kondisi keuangan, seperti:

Hutang
Kurangi hutang konsumtif dan non-produktif. Akbar menjelaskan, hutang terbagi dua yakni produktif dan konsumtif. Dikatakan produktif adalah jika Anda membeli rumah dengan kredit, namun meski berhutang nilai rumah akan terus meningkat, dan harganya pun semakin tinggi. Anda membeli kamera dengan kredit bisa dikatakan hutang produktif jika kamera tersebut digunakan untuk bisnis fotografi misalnya. Artinya kamera ini menghasilkan uang dari sejumlah proyek yang Anda jalankan.

Nilai kekayaan bersih (net-worth)
Pastikan nilai kekayaan bersih positif. Artinya aset dikurangi hutang hasilnya positif. Kekayaan seseorang dilihat dari asetnya, dan bukan sekadar barang mewah yang dimiliki. Aset dikatakan bernilai positif jika nilainya masih baik (atau berkurang 50 persen) dalam kurun waktu tiga tahun. Misalnya, barang yang Anda miliki jika dijual harganya tinggi dan atau menurun sedikit. Jadi jika ingin menjadikan barang yang Anda beli sebagai aset jangan membeli yang nilainya turun.

Arus kas (cash flow)
Seperti dijelaskan di awal, arus kas yang baik adalah ketika penghasilan dikurangi pengeluaran nilainya positif. Jika pengeluaran sudah dibatasi namun masih juga minus, cari penghasilan tambahan dari pendapatan utama. Manfaatkan hobi Anda untuk dijadikan side job. Misalkan mencari tambahan dari penyedia jasa katering, pernikahan, rumah produksi, atau menulis buku.

Dana darurat
Persiapkan dana taktis yang dialokasikan terpisah, untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya sangat darurat atau keadaan terpaksa. Besaran dana taktis sangat bervariasi pada setiap orang. Jika Anda lajang tanpa tanggungan, nilai dana taktis jumlahnya 3 bulan dari gaji utama. Jika lajang atau menikah dengan tanggungan 2 orang, dana taktis jumlahnya 6 bulan dari gaji utama. Untuk tanggungan lebih dari 2 orang, dana darurat sejumlah 12 bulan gaji.

Asuransi
Asuransi kesehatan menjadi kebutuhan penting bagi Anda yang bekerja. Jika perusahaan sudah menyediakan fasilitas ini, Anda bebas masalah. Namun jika ternyata tidak ditanggung, sebisa mungkin asuransi kesehatan dialokasikan. Asuransi jiwa hanya mendesak bagi yang sudah berkeluarga. Bagi lajang, asuransi kesehatan sudah cukup, hal ini terkait dengan investasi di poin berikutnya.

Investasi
Akan lebih menguntungkan jika seorang lajang mengalokasikan dana untuk investasi daripada asuransi jiwa, misalnya. Lantas apa bentuk investasinya? Sebelum memilih, pisahkan dulu pendapatan utama Anda untuk dana darurat sesuai besaran yang tepat dengan kondisi Anda. Kemudian alokasikan dana untuk investasi sesuai kemampuan. Pilihan investasi bergantung kebutuhan dan tujuan. Apakah untuk jangka pendek, menengah, dan panjang. Apakah untuk membeli aset, menyiapkan dana pendidikan anak, atau dana pensiun. Jika sudah mengenali sejumlah faktor ini, Anda akan lebih mudah mencari produk investasi yang tepat.

Dengan mengenali sejumlah alat ukur kondisi keuangan, Anda bisa mengenali akar masalah jika setiap bulan selalu saja defisit. Dengan begitu, Anda bisa mencari solusi keuangan yang lebih tepat, tentu saja konsultasi dengan pakar akan lebih memudahkan Anda.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com