Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Jadi Target Kejahatan Internet

Kompas.com - 17/03/2010, 12:59 WIB

KOMPAS.com - Jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Friendster, dan lain sebagainya, selama 3 - 4 tahun belakangan menjadi media untuk menjalin relasi sosial, dan tempat menumpahkan segala pikiran. Lebih dari 40 persen penggunanya adalah perempuan (data tahun 2009 dari Nawala Project, layanan penyaring konten negatif dari internet yang disponsori oleh Asosiasi Warung Internet Indonesia).

Jika 20 tahun lalu remaja menulis jurnal pribadi dalam buku harian, saat ini keluhan, umpatan, perasaan senang, bahkan hal yang sifatnya personal, ditayangkan dalam account di media internet. Padahal data atau informasi yang tersaji bebas di internet menjadi incaran attacker atau orang yang berniat jahat di internet.

"Dalam era informasi, data berupa info pribadi atau perusahaan merupakan aset yang memiliki value tinggi juga menjadi incaran. (Pencurian) Identitas paling diminati oleh attacker," papar Muhammad Salahuddien, Vice Chairman Id-SIRTII, lembaga keamanan jaringan internet kepada Kompas Female.

Menurut Salahuddien, yang kerap disapa Didin, konten di internet saat ini banyak memenuhi kebutuhan perempuan. Hal ini sebenarnya disebabkan pertumbuhan user kaum hawa yang juga semakin tinggi. Akhirnya sasaran dari attacker ini adalah juga kaum perempuan.

Tren 10 tahun lalu, pengguna internet menggunakan anonimitas sebagai bentuk proteksi agar tidak mudah menjadi sasaran. Tetapi yang terjadi saat ini adalah perubahan perilaku. Orang posting peristiwa secara real time, spontan, setiap detik. Pengguna jejaring sosial mencari perhatian dengan sensasi.
 
"Orang terdorong mencari sensasi untuk mendapatkan perhatian, karena mereka mulai kehilangan hubungan sosial yang nyata, dan menggantikannya dengan jejaring sosial melalui media internet. Kesibukan kerja sebagai bentuk tuntutan produktivitas yang mendorong orang berhubungan sosial dengan internet," ujar Didin.

Informasi yang terbuka dan bisa diakses bebas di jejaring sosial menjadi lahan subur bagi pelaku kejahatan internet. Data pribadi bisa berpotensi ekonomi cukup tinggi untuk ekonomi ilegal seperti money laundering, trafficking, produk palsu, hak cipta, hingga narkoba dan penjualan senjata. Pencurian informasi ini menjadi modus kejahatan yang menimbulkan kerugian bagi pemilik akun, yang kebanyakan perempuan.

Attacker akan mencari tahu apa pun terkait informasi, berpura-pura menjadi teman dan mulai membuka pembicaraan di jejaring sosial. Modus ini digunakan untuk kemudian melacak data pribadi untuk masuk ke akun email Anda. Begitu password email sudah berhasil dibobol, attacker mulai menyalahgunakan email Anda untuk kepentingan ekonominya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com