Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lodeh Jendil Warung Mak Ti

Kompas.com - 06/04/2010, 15:13 WIB

Ikan jendil atau ”Clupisoma sinensis” adalah jenis ikan air tawar. Si jendil diolah menjadi lodeh lezat oleh Mak Ti, pemilik warung di Desa Jatinom, Blitar, Jawa Timur.

Warung Mak Ti, milik Nyonya Supiati (50), berjarak sekitar 15 kilometer ke arah selatan dari kota Blitar. Pengunjung bisa mengambil rute lewat depan Markas Komando Distrik Militer (Kodim) 511. Lokasi warung memang berada di ”pedalaman”. Namun, jangan khawatir tersesat sebab sudah ada penunjuk arah. Kalaupun masih ragu, bertanyalah kepada penduduk sekitar. Mereka hafal lokasi Warung Mak Ti karena memang sudah kesohor kelezatan lodeh jendilnya.

Warung Mak Ti sebenarnya menyajikan beragam menu berbasis ikan. Namun, khusus ikan jendil, Mak Ti menyajikannya dengan bumbu lodeh kuah santan kental. Mak Ti meraciknya sendiri dengan bahan rempah seperti bawang merah, bawang putih, dan cabai. Ditambahkan pula laos serta tempe busuk yang diulek hingga halus sebagai penyedap rasa.

”Kunci kelezatan masakannya di laos dan tempe bosok (busuk) itu. Saya tidak pakai bahan-bahan kimia ataupun penyedap rasa. Semuanya alami,” ujar ibu tiga anak ini.

Aneka masakan lezat khas ndeso dapat kita nikmati dengan hanya merogoh kocek Rp 5.000. Dengan nominal itu, kita akan mendapatkan beragam masakan olahan khas masyarakat lokal di Blitar Selatan. Menu yang tersedia adalah goreng ikan sungai yang dihasilkan oleh nelayan seperti ikan jendil, rengkik, bader merah, bader putih, dan jambal.

Ikan yang digoreng, direndam dengan racikan bumbu yang sudah dihaluskan hingga menghasilkan rasa gurih saat mengecapnya. Hasil gorengannya terasa kering, renyah, tidak lembek. Bumbu gorengan juga meresap hingga ke tulang ikan hingga terasa rasa gurih.

Untuk mendapatkan ikan yang segar dan berkualitas, Mak Ti mendatangkan dari Waduk Karangkates yang berada di perbatasan antara Kabupaten Malang dan Kabupaten Blitar. Jarak waduk dengan rumah Mak Ti sekitar 50 kilometer. Ikan yang diolah hanya ikan yang masih segar agar dagingnya mengeluarkan rasa gurih. Untuk itu, ia hanya memercayakan kepada pemasok langganan. Setiap hari Mak Ti memerlukan sedikitnya 5 kuintal atau 500 kilogram ikan kali berbagai jenis.

Khusus tamu yang tidak suka ikan kali, Mak Ti menyediakan ayam goreng dan ikan bandeng goreng. Bagi para vegetarian, Mak Ti juga memasak sayur dengan bahan ndeso seperti sayur daun lompong dan rebung.

Mak Ti memegang teguh konsep memasak secara tradisional dengan memakai tungku perapian yang diisi potongan kayu bakar. Untuk menanak nasi pun ia menggunakan dandang atau yang dalam bahasa Jawa disebut sebagai adang.

Mengintip dapur

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com