Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lodeh Jendil Warung Mak Ti

Kompas.com - 06/04/2010, 15:13 WIB

Pengunjung yang belum pernah datang ke warung Mak Ti biasanya terkecoh. Mereka mengira warung Mak Ti berada di depan rumah seperti warung makanan umumnya. Padahal untuk masuk ke warung, pengunjung harus melalui dapur. Jika lewat depan rumah, pastilah terlihat sepi.

Rumah Mak Ti dibangun dengan bahan tembok. Akan tetapi, bagian warung dan juga dapur berdinding gedhek atau dinding dari bahan anyaman bambu. Bahkan lantainya pun berupa lantai tanah dengan pilar penyangga atap yang terbuat dari kayu dan bambu.

Soal kenyamanan, jangan diragukan. Suasana pedesaan dengan banyak pepohonan rindang yang mengelilingi warung, menghadirkan udara sejuk, segar, tanpa AC. Itu barangkali yang akan menjadikan nafsu makan Anda terpacu menjadi dua kali lipat.

Mak Ti juga sangat terbuka soal dapurnya. Ia tidak melarang tamu untuk mengintip kesibukan para juru masak. Mak Ti yang mantan juru masak di sebuah depot makan ini akan meladeni tamunya dengan ramah.

Mak Ti sengaja memisahkan antara tempat menaruh makanan, arena bersantap, dan juga dapur memasak, walaupun ketiganya berada dalam satu atap bangunan yang sama. Bakul nasi dan piring diletakkan di meja terpisah yang ditaruh agak ke pinggir. Di meja tengah ditata rapi aneka masakan ikan kali yang diwadahi baskom, sedangkan beragam olahan sayuran dijajar di meja belakangnya.

Warung ini menerapkan sistem prasmanan. Kita boleh mengambil sendiri nasi. Nasi sepiring atau setengah piring harganya sama-sama Rp 5.000 per porsi. Termasuk apa pun jenis ikan yang diambil. Ia menanak nasi sebanyak 1 kuintal. Normalnya warung ini buka dari pukul 06.00 sampai pukul 22.00. Namun tidak jarang warung tutup lebih awal karena sajian makanannya telah habis. (Runik Sri Astuti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com