JAKARTA, KOMPAS.com — Preman, pengamen, dan pengemis bergaya preman mabuk yang sering beraksi di bus kota dan meresahkan penumpang masih menguasai kawasan sekitar terminal bus.
Berdasarkan pantauan Warta Kota, Selasa (8/6/2010) siang, di sekitar kawasan Terminal Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pengamen banyak masuk-keluar bus kota, mulai dari kawasan Bulungan hingga ke depan Terminal Blok M. Sementara di dalam terminal, jumlahnya lebih sedikit.
Para pengamen dan preman yang berpura-pura mabuk sambil memaksa minta uang kepada penumpang juga terlihat naik bus di kawasan Jalan Panglima Polim. Selain itu, modus preman tobat yang baru keluar penjara masih ditemui pula. Kondektur bus dan sopir tak bisa bertindak melarang mereka naik.
"Kalau kami larang naik, malah kami nanti yang berantem sama dia. Jadi kami diamkan saja," ujar Dodi, kondektur Metromini 610 Blok M-Pondok Labu.
Kepala Terminal Blok M Azis Said mengatakan, pihaknya belum mendapat perintah soal razia preman. "Setahu saya itu akan dilakukan Satpol PP. Tetapi kalau ada perintah, kami akan jalankan," ujarnya.
Azis mengatakan, para pengamen itu bisa beraksi di pintu masuk terminal maupun pintu keluar terminal. Pihaknya juga kesulitan karena keterbatasan jumlah personel.
"Lagi pula, fokus utama tugas kami adalah kelancaran bus di dalam terminal, tetapi kami usahakan yang memalak-malak itu tidak ada di terminal," tuturnya.
Di Terminal Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, pengamen biasanya naik di pintu angkot. Meski tampak beberapa anak jalanan, pengamen dewasa tak kalah banyak. Mereka hanya bernyanyi sekadarnya dan kemudian meminta uang kepada penumpang angkot.
"Nyanyinya enggak jelas, terus langsung minta, memang sering maksa juga, terus di Pasar Jumat langsung turun," ujar Sitta, penumpang angkot D 106 jurusan Pamulang.
Sitta sangat berharap razia pengamen dilakukan sehingga para penumpang merasa aman dan nyaman di angkutan. (sab)
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang