Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susu Formula Sebabkan Bayi Berpayudara?

Kompas.com - 10/08/2010, 16:41 WIB

BEIJING, KOMPAS.com Pemerintah China memerintahkan aparat keamanan pangan di Provinsi Hubei untuk menyelidiki sangkaan bahwa susu bubuk telah menyebabkan bayi perempuan yang baru lahir memiliki payudara.

"Departemen kesehatan memberi perhatian khusus terhadap isu penting ini," kata juru bicara Departemen Kesehatan China, Deng Haihua, dalam sebuah konferensi pers, Selasa, sebagaimana dikutip AFP.

Para pejabat China sudah mulai menguji susu formula bayi itu setelah orangtua dan dokter menyatakan kekhawatiran mereka bahwa hormon dalam susu bubuk yang diproduksi Synutra, yang terdaftar di bursa NASDAQ, telah menyebabkan payudara bayi mengembang sebelum waktunya. Menurut laporan media pemerintah, otoritas keamanan makanan lokal sebelumnya menolak permintaan para orangtua untuk menyelidiki susu formula produksi Synutra, yang berbasis di kota Qingdao, itu dengan alasan bahwa mereka tidak dapat melakukan tes atas permintaan konsumen.

China Daily, Senin (9/8/2010), melaporkan, tes medis menunjukkan, kadar hormon dalam tubuh tiga bayi perempuan berusia antara 4 dan 15 bulan yang diberi susu itu melebihi level rata-rata wanita dewasa. Departemen Kesehatan mengatakan, para ahli medis juga membantu penyelidikan medis terpisah untuk menyelidiki kondisi bayi-bayi itu.

Synutra melalui sebuah pernyataan berkeras bahwa produknya aman dan tidak mengandung hormon buatan atau tambahan zat ilegal dalam proses produksi. Walau demikian, saham perusahaan itu langsung anjlok 27 persen di bursa New York, Senin.

Tahun 2008, China digegerkan kasus susu yang dicampur zat kimia melamin. Dalam kasus ini, 6 bayi tewas dan 300.000 lainnya sakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com