Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Kebiasaan Memakai Obat Pencahar

Kompas.com, 23 September 2010, 11:35 WIB

KOMPAS.com - "Sudah tiga tahun belakangan ini BAB (buang air besar) saya tidak lancar. Seringkali saya tidak BAB selama empat hari. Enam bulan belakangan, saya rutin minum obat pencahar untuk melancarkan BAB. Tetapi saya tidak mau ketergantungan dengan obat pencahar. Adakah cara alami untuk mengatasi BAB agar lancar? Apakah efeknya jika selalu minum obat pencahar? Saya wanita, sudah menikah, dan berusia 33 tahun." (Sundari, Tangerang)

Sayang sekali tidak dijelaskan apa pekerjaan dan bagaimana kebiasaan Anda makan. Menurut dr R. Sutomo Slamet Iman Santoso, ahli penyakit dalam, buang air besar bisa teratur apabila ada keseimbangan dan kecukupan pada makanan, lauk-pauk, waktu, jumlah air yang diminum, dan gerakan badan.

Untuk satu atau dua kali, tidak apa-apa bila Anda menggunakan pencahar. Tetapi perlu diperhatikan, buang air besar adalah pekerjaan yang sehat, bukan sakit. Dapat dikatakan bahwa buang air besar seharusnya terjadi secara alami, jadi jangan dibiasakan diberi pencahar tiap hari. Kalau terus-menerus mengonsumsi pencahar, bisa timbul efek samping.

Menurut situs FamilyDoctor.org, obat pencahar bekerja dengan menarik air ke dalam tinja untuk membuat tinja menjadi lunak dan mekar. Tinja yang membesar membantu memicu usus untuk berkontraksi dan mengeluarkan kotoran tersebut.

Namun obat pencahar tidak dibuat untuk pemakaian jangka panjang. Sebaiknya Anda tidak mengonsumsi pencahar lebih dari satu minggu, kecuali dokter merekomendasikannya. Penggunaan pencahar secara berlebihan bisa menyebabkan efek samping, seperti mual, diare, kembung, kram, iritasi pada mata, hidung, telinga, tenggorokan, dan kulit, meningkatnya rasa haus, dan bersendawa terus-menerus.

Penggunaan berlebihan juga bisa menyembunyikan gejala-gejala yang perlu diketahui dokter untuk mendiagnosa penyebab sebenarnya dari konstipasi yang Anda alami. Kalau sudah begini, dokter juga akan kesulitan melakukan perawatannya.

Lebih lanjut dr Sutomo mengatakan, cara alami untuk mengatasi BAB tidak lancar (tanpa memakai obat pencahar) tidak sulit. Cobalah untuk makan tepat waktu: pagi, siang, dan malam. Makan sebaiknya terdiri atas empat sehat lima sempurna (atau istilahnya sekarang: pola makan gizi seimbang), dengan sayur sebagai sumber serat. Sesudah makan, jangan lupa minum secukupnya agar makanan tidak menggumpal menjadi satu  dan mudah dicerna. Setelah makan teratur, jangan langsung tidur (baik siang atau malam). Anda perlu menggerakkan badan.

Setelah makan, Anda bisa jalan-jalan sedikit di sekitaran rumah atau kantor, atau sekadar membereskan rumah. Dengan kegiatan tersebut, sedikit banyak  makanan Anda akan turun akibat gravitasi, dan akan terdorong serat-serat yang Anda makan. Dengan demikian BAB Anda bisa teratur tanpa pencahar.

 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau