Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Lidah Tiap Orang Berbeda?

Kompas.com, 8 Oktober 2010, 11:36 WIB

KOMPAS.com - Pernahkah Anda berpikir, mengapa ada makanan tertentu yang dinilai begitu enak oleh satu orang, tetapi dianggap tidak enak oleh orang lain? Mengapa ada orang yang begitu membenci daun bawang, sementara menurut Anda tidak ada rasanya? Orang akan menganggap hal itu sebagai masalah selera saja. Tetapi, mengapa selera bisa berbeda?

Kemungkinan, itu karena Anda seorang supertaster, orang yang memiliki lidah yang sensitif.

Sekitar 25 persen dari populasi manusia masuk kategori supertaster ini. Mereka memperoleh sensasi rasa dengan intensitas yang lebih besar daripada orang pada umumnya. Rasa ingin makan sayur atau makan daging tentu lain soal, tapi menarik diketahui bagaimana kekuatan sebuah indera pengecap itu. Bagaimana lidah bisa memengaruhi apa yang kita suka dan tidak suka. Fakta ini membuktikan bahwa tidak semua rasa dinilai sama oleh semua orang.

Mengapa sangat pahit?
Penyebab sensitivitas ekstra pada lidah tiap orang tidak diketahui. Namun para ilmuwan meyakini bahwa hal itu disebabkan meningkatnya jumlah fungiform papillae, benjolan berbentuk jamur pada permukaan lidah yang membawa perangkat pengecap pada lidah.

Kedengarannya menyenangkan, tetapi orang yang indera perasanya sensitif tidak selalu bisa menikmati makanan. Bayangkan bila ia merasakan sesuatu yang sangat pahit atau pedas, sementara orang lain tidak. Makanan atau minuman biasa seperti teh hijau, produk kedelai, cokelat, atau minuman bersoda saja bisa menyebabkan masalah. Apalagi makanan yang bercita rasa tajam, seperti cabai, minuman beralkohol yang ada sedikit rasa pahit, atau buah zaitun hitam yang membuat Anda seperti menelan dua kantong garam.

Kebanyakan rasa akan meningkat derajatnya, namun rasa pahit adalah yang paling bisa dirasakan si lidah sensitif ini. Flavonoid, senyawa antioksidan yang banyak ditemukan di buah-buahan dan sayuran, menimbulkan rasa yang paling tidak menyenangkan buat orang ini. Salad bayam mungkin akan terasa seperti kopi yang sudah dingin.

Lidah kita tidak sensitif?
Gen lidah sensitif terungkap pertama kali oleh A.F. Fox, seorang ahli kimi, pada tahun 1931. Tanpa sengaja ia mendapati beberapa orang yang merasa bahwa phenylthiocarbamide (PTC) sangat pahit, padahal yang lain mengatakan tidak ada rasanya. Dalam pengujian selanjutnya, para "pengecap" dibagi dalam tiga kategori: non-tasters (sekitar 25 persen dari populasi), medium tasters (50 persen), dan sisanya adalah supertasters, atau pemilik lidah sensitif ini (25 persen).

Perbedaan antara ketiganya bervariasi, tergantung jenis kelamin dan sukunya. Perempuan ternyata cenderung memiliki gen lidah sensitif, demikian pula orang Asia dan Amerika Selatan. Sekarang sih, gen seperti ini berfungsi sebagai mekanisme untuk mencegah kita mengonsumsi makanan yang tidak aman atau beracun.

Tentu, orang-orang yang tergolong supertaster juga bisa memanfaatkan kelebihan ini. Mereka cenderung menjadi chef profesional, pengamat kuliner, atau wine taster. Mereka cenderung memiliki risiko penyakit jantung yang lebih rendah, karena selalu menghindari makanan yang terlalu asin, berlemak, atau manis. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Wellness
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
Fashion
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau