Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Baik MPASI Ketimbang Susu Formula

Kompas.com - 04/11/2010, 03:10 WIB

KLATEN, KOMPAS.com - Bayi dan anak-anak balita korban letusan Gunung Merapi di pengungsian lebih membutuhkan makanan pendamping air susu ibu (ASI) dan nutrisi tambahan ketimbang susu formula. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten Ronny Rukminto, di tempat pengungsian, mengatakan berdasarkan pengalaman tahun 2006 saat terjadi letusan Gunung Merapi, anak-anak banyak yang tidak cocok minum susu formula.

"Susu formula tidak jelek dan itu juga baik, kemungkinan banyak anak yang tidak cocok minum susu ini karena airnya di sini kurang baik, dan ini juga perlu dimaklumi karena semuanya sifatnya darurat," katanya.

Menurut dia, akibat tidak cocok minum susu formula tersebut banyak balita yang sakit, sehingga sekarang ini lebih baik tidak menerima dulu untuk bantuan susu formula, kecuali bantuan lain dari para dermawan. "Bantuan yang diperlukan bagi balita yang berada di penampungan pengungsian ini seperti nutrisi atau makanan tambahan bayi ini yang masih kurang," katanya.

Sejak Gunung Merapi meletus pertama Selasa (26/10/2010) sampai sekarang, lanjutnya, makanan tambahan nutrisi yang dibagikan kepada para balita telah habis satu ton. "Kemarin saya menerima kabar bahwa akan mendapat bantuan makanan nutrisi lagi sebanyak 10 ton dari Kementerian Kesehatan, sedangkan bantuan makanan nutrisi satu ton telah kami terima dan telah dibagi-bagikan," katanya.

Dia mengatakan, setiap hari membagikan makanan tambahan nutrisi antara 60-70 dos untuk para balita yang ada di tiga tempat penampungan pengungsian di Kabupaten Klaten. Jumlah pengungsi yang ditampung di pengungsian Dompol tercatat 1.312 orang, Keputran 2.600 orang, dan Bawukan 5.110 orang. Sementara jumlah balita tercatat 323 balita, lansia 473 orang dan ibu hamil 37 orang. Semuanya di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com