Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukungan Orangtua agar Anak Peduli Air dan Lingkungan

Kompas.com - 08/11/2010, 19:52 WIB

Rupanya, pengalaman Rahman yang diamati dari aktivitas harian ibunya, kini membawanya ke Jakarta, seperti yang diinginkannya. Lina bercerita, keterbatasan air di Gunungkidul membuatnya harus berjalan mengambil air 25 liter dalam wadah jerigen dengan menggendongnya. Untuk memenuhi kebutuhan satu hari, Lina harus pulang pergi sebanyak 5-7 kali setiap harinya dalam jarak 5-10 km dari rumah menuju sumber air dalam hutan. Dengan kondisi jalan berkapur, Lina memutuskan telanjang kaki karena khawatir terpeleset jika menggunakan alas kaki. Untuk mendapat air, sebenarnya bisa saja warga membeli air bersih seharga Rp 130.000 (5.000 liter) hingga Rp 180.000  (10.000 liter). Namun kondisi ekonomi keluarga Rahman yang pas-pasan tak menyanggupi pembelian air ini.

Rahman mengamati adanya masalah ketersediaan air di tempat tinggalnya ini. Bukan hanya dari peristiwa yang dialami ibunya, namun juga upaya yang dilakukan masyarakat sekitarnya. Masyarakat mulai menanam tanaman kayu jati, kisah Rahman dalam karya tulisnya. Rupanya, hutan jati menjadi sumber air. Semakin banyak orang yang menanam tanaman kayu jati, semakin banyak sumber air. Luasan tanah yang menyerap air juga semakin meningkat. Alhasil, rumah warga di sekitar hutan kini memiliki sumur sendiri sejak hutan jati bertumbuh mulai 2006 lalu.

"Rahman banyak tanya sama bapa-ibunya. Dia tanya bapaknya bagaimana menanam pohon jati. Bapaknya lalu mengajarinya menanam pohon jati. Rahman juga senang membaca, hanya saja bacaan di kampung sangat terbatas. Suatu saat saya ajak Rahman ke Wonosari, lalu kami melihat majalah Bobo dan ia senang dengan sampulnya. Rahman minta dibelikan (dan saya kabulkan), dengan syarat harus dibaca. Ia juga minta ijin ikut lomba, karena ingin ke Jakarta dan ingin memberitahu orang lain bahwa Gunungkidul sudah tidak kekeringan lagi sejak ada hutan jati," tutur Lina kepada Kompas Female.

Kira-kira, apa yang sedang anak Anda amati kini di rumah? Siapa tahu perhatiannya yang tak tertangkap oleh orang dewasa akan memberikan pengalaman berharga. Seperti Rahman dari Gunungkidul yang sedang menikmati kota besar Jakarta (kota yang begitu ingin dikunjunginya) dalam kegiatan Konferensi Anak Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com