Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Cabai Terus Naik

Kompas.com - 06/01/2011, 03:36 WIB

Tanahdatar, Kompas - Harga cabai merah di tingkat petani di Nagari Singgalang, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanahdatar, Sumatera Barat, Rabu (5/1), mencapai rekor tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Harga cabai di salah satu sentra agrobisnis Sumbar itu Rp 55.000 per kilogram.

Kenaikan harga cabai yang tidak terkendali juga mendorong petani di Kabupaten Banyumas dan Purbalingga, Jawa Tengah, harus ronda malam. Mereka menjaga tanaman cabai agar tidak sampai dicuri penjahat.

Sejumlah petani cabai di Tanahdatar mengatakan, kenaikan harga cabai terus terjadi menyusul kelangkaan pasokan di pasar, setelah para petani cabai di Pulau Jawa terdampak erupsi Gunung Merapi di Yogyakarta dan Gunung Bromo di Jawa Timur. Salah seorang petani cabai, Taswin Datuk Rajo Nankayo, mengatakan, sejak sekitar sebulan lalu harga cabai terus naik.

”Dari Rp 15.000 per kilogram (kg), sampai saat ini Rp 45.000 per kg. Naik terus,” kata Taswin.

Seorang petani cabai lainnya, Indosidi, mengatakan, saat ini di pasaran relatif tidak ada cabai yang berasal dari luar Sumbar.

Melambungnya harga cabai itu dikhawatirkan mengganggu pasokan dari kebutuhan cabai yang tinggi di Sumbar dan Riau. Riki Hendra Muyla dari Dewan Pengurus Wilayah Serikat Petani Indonesia (DPW SPI) Sumbar mengatakan, kebutuhan cabai di Riau dan Sumbar terutama dipasok dari para petani di sentra sayur-mayur di kaki Gunung Singgalang itu.

Namun, di Malang, Jawa Timur, melonjaknya harga cabai Rp 50.000-Rp 60.000 per kg tidak serta-merta membuat petani daerah itu mengeruk keuntungan besar.

Sampai dengan Rabu kemarin, harga cabai di berbagai daerah terus naik. Di Makassar, Sulawesi Selatan, harga cabai rawit di beberapa pasar tradisional menembus Rp 70.000 per kg. Harga itu merupakan yang tertinggi sejak terjadi lonjakan harga cabai di Makassar empat bulan silam.

Dua pekan terakhir, harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menjadi Rp 80.000-Rp 100.000 per kg dari biasanya Rp 25.000-Rp 30.000.

Di Kabupaten Jember, Jawa Timur, tingginya harga cabai bahkan membuat harga bibit dalam persemaian naik hingga 300 persen. Sebelumnya, harga setiap 1.000 bibit cabai rawit Rp 12.500- Rp 15.000, saat ini menjadi Rp 40.000-Rp 50.000.

Lonjakan harga cabai merah dan cabai rawit yang semakin tak terkendali, dua hari ini di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, diikuti kenaikan harga kentang, bawang putih, dan tomat hingga 20 persen. Kenaikan terjadi karena pasokan dari sentra produksi menurun. Di Pasar Banjaran, Bandung, kentang yang biasa dijual Rp 8.000 per kg menjadi Rp 10.000 per kg, dan bawang merah naik dari Rp 16.000 per kg menjadi Rp 20.000.

Tidak ada gangguan

Di Jakarta, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Rabu, menyatakan, Kementerian Perdagangan akan berupaya menjamin tidak adanya gangguan distribusi. Seperti sudah diketahui, masalah utama lonjakan harga cabai adalah penurunan produksi. Kondisi itu disebabkan oleh faktor cuaca dan penyakit.

”Komoditas cabai tidak dapat disimpan lama, seperti beras. Hujan dalam beberapa hari terakhir ini menyebabkan banyak cabai membusuk,” kata Menteri.

Menurut Mari, jika terjadi lonjakan harga untuk cabai tertentu, biasanya masyarakat melakukan penyesuaian secara alami. Jika terjadi kenaikan harga pada jenis cabai tertentu, akan terjadi substitusi terhadap cabai yang kualitasnya lebih rendah. Diharapkan, dalam 1-2 bulan setelah terjadi penyesuaian alami, harga akan kembali normal.

Mari berjanji akan berkoordinasi baik dengan pemerintah daerah maupun kementerian terkait apabila terjadi masalah distribusi

(SIR/ODY/GRE/RIZ/INK/ WER/UTI/MDN/OSA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com