Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Enterobacter Sakazakii" yang Membuat Panik

Kompas.com - 12/02/2011, 07:05 WIB

Ahli mikrobiologi dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung, Pingkan Aditiawati, menegaskan, tidak ada makanan olahan, termasuk susu formula, yang bebas bakteri 100 persen. Karena itu, setiap produksi makanan olahan selalu mencantumkan masa kedaluwarsanya.

”Sistem sterilisasi punya batas waktu. Semakin mendekati masa kedaluwarsa, jumlah bakteri dalam makanan semakin besar,” katanya.

Saat sampel penelitian susu formula dilakukan IPB tahun 2003-2006, saat itu belum ada prosedur pengecekan E sakazakii di dunia. Codex Alimentarius Commission sebagai badan bentukan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) pun baru mengatur pengecekan E sakazakii untuk susu formula pada Juli 2008. Sementara penelitian IPB diumumkan Februari 2008.

Utamakan ASI

Belajar dari kasus ini, bayi sebaiknya diberi ASI. Jika ASI tak langsung keluar setelah melahirkan, orangtua maupun dokter tak perlu buru-buru memberi susu formula kepada bayi. Bayi punya daya tahan hingga tiga hari sejak dilahirkan tanpa ASI dari ibunya. ”ASI adalah susu terbaik, bukan saja karena kandungannya, tetapi juga dalam kemasan steril,” kata Badriul.

Selama proses menunggu itu sebaiknya bayi terus didorong mencecap payudara ibunya. Cara ini dapat merangsang keluarnya ASI dan semakin mendekatkan hubungan batin ibu dan bayi.

Selain itu, ibu juga harus yakin keunggulan dan kecukupan ASI-nya. Kenaikan berat badan bayi setiap bulan menandakan kecukupan ASI. Bayi lebih sering lapar adalah wajar karena ASI lebih mudah dicerna dan cepat mengosongkan lambung.

Bila ada alasan medik tertentu sehingga bayi terpaksa perlu susu formula maka orangtua tak perlu waswas. Syaratnya, prosedur penyiapan, penyimpanan, dan perlakuan terhadap susu formula harus benar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com