Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Hanya Miliki 31 Dokter Ahli Nuklir

Kompas.com - 04/11/2011, 13:48 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com — Jumlah dokter ahli nuklir di Indonesia masih sedikit sejak diakui keberadaannya oleh pemerintah pada 1996. Dokter spesialis atau ahli nuklir di Tanah Air hingga saat ini jumlahnya hanya 31 orang. "Sampai saat ini, negara kita hanya memiliki 31 dokter ahli nuklir," kata Ketua Perhimpunan Kedokteran Nuklir Indonesia  Dr A Hussein S Kartamihardja, SpKN, pada acara "Seminar dan Pertemuan Ilmiah Tahunan Kedokteran Nuklir" di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Padjadjaran, Jalan Dr Eykman, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (4/11/2011).

Ia mengakui, minat masyarakat Indonesia untuk menjadi seorang dokter ahli atau spesialis nuklir masih rendah jika dibandingkan dokter ahli lainnya, seperti ahli bedah dan anak.

"Bahkan tahun 1996, saat Pemerintah Indonesia mulai mengakui keberadaan dokter ahli nuklir, jumlahnya hanya 21 orang dan itu pun mereka-mereka yang menimpa ilmu dokter ahli nuklir yang sekolah di luar negeri kemudian diputihkan," kata Hussein.

Menurut dia, saat pertama kali didirikan Ilmu Kedokteran Nuklir di Unpad, Bandung, tahun 1998, jumlah mahasiswa yang berminat masuk mengambil jurusan dokter ahli nuklir hanya satu orang.

"Ilmu Kedokteran Nuklir dimulai tahun 1998 saat itu di Unpad dan perjalanannya sangat sulit. Awalnya hanya satu orang saja, kemudian tahun berikutnya dua orang dan sampai sekarang ada 19 residen yang mengambil keahlian nuklir ini," katanya.

Oleh karena itu, kata Dr A Hussein, untuk meningkatkan minat dan pengetahuan masyarakat terhadap pemanfaatan teknologi nuklir, pihaknya rutin menggelar seminar atau pertemuan di antara ahli nuklir dengan dokter ahli nonnuklir.

"Salah satunya dengan menggelar seminar ini. Besok kami akan mengadakan simposium tentang kedokteran nuklir untuk yang bukan dokter-dokter nuklir karena pada dasarnya yang punya bakat mereka dan mereka itulah yang mengerti tentang nuklir," katanya.

Pihaknya berharap perkembangan teknologi dan ilmu kedokteran ahli nuklir di Indonesia ke depannya bisa semakin berkembang pesat. "Nuklir itu sama seperti api dan air. Kalau kita tahu cara mengelola dan memanfaatkannya,  akan sangat bermanfaat bagi kehidupan kita," ujarnya.

Perhimpunan Kedokteran Nuklir Indonesia (PKNI) dan Perhimpunan Kedokteran dan Biologi Nuklir (PKBN) bekerja sama dengan Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka Badan Teknologi Nuklir Nasional (Batan) menggelar pertemuan ilmiah tahunan di Bandung pada 3 hingga 5 November 2011.

Adapun tema yang diusung dalam acara tersebut ialah "Nuclear Medicine Acceleration in Health Services".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com