Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter dan Perawat Demo, Pasien Telantar

Kompas.com - 23/11/2011, 15:23 WIB

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com — Pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek, Lampung, telantar karena sebagian dokter, perawat, dan karyawan rumah sakit itu berunjuk rasa. Mereka menuntut Direktur Utama RSUD Abdul Moeloek Hermansyah Zaini turun dari jabatannya.

Salah satu pasien rawat jalan, Marjani, di Bandar Lampung, Rabu (23/11/2011), mengaku telah mendatangi rumah sakit itu sejak pukul 08.00. Namun, ia belum mendapat penanganan dari dokter karena tidak bertugas pada hari itu. "Saya dari pukul 08.00 di sini mau kontrol tulang saya yang sempat patah. Sampai sekarang saya belum dipanggil karena tidak ada dokter," katanya.

Salah satu petugas administrasi ruang saraf, Yusni, memberitahukan kepada pasien dalam ruangan itu bahwa seluruh pelayanan rawat jalan untuk sementara waktu belum bisa ditangani karena ada unjuk rasa. "Kalau mau bersedia menunggu, silakan saja ditunggu sampai demonstrasi selesai. Saya tidak bisa memastikan waktunya," kata Yusni kepada pasien rawat jalan.

Setelah pengumuman itu, sebagian pasien beranjak dari ruang tunggu dan sebagian besar tetap memutuskan untuk menunggu dokter yang mereka tuju.

Sementara para dokter dan karyawan berangsung-angsur berkumpul di halaman bekas gedung Palang Merah Indonesia (PMI) Lampung. Koordinator lapangan, dr Aswedi Putra, mengatakan, tuntutan turun Hermansyah merupakan harga mati yang tidak bisa ditawar lagi. "Sebagai seorang profesional, kami menilai kepemimpinan Hermansyah sudah keterlaluan. Otoriter, penuh intimidasi, dan tidak profesional," katanya.

"Pemerintah Provinsi Lampung hari ini akan menerima kami. Kami yakin pemerintah bisa mengakomodasi tuntutan kami dengan baik," katanya. Dia menambahkan, aksi unjuk rasa merupakan langkah akhir ketika semua jalan prosedural tidak bisa lagi ditempuh.

"Tuntutan kami sederhana saja, meminta Hermansyah Zaini diganti setelah itu kami akan bekerja lagi secara aman dan nyaman tanpa ancaman," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com