Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sondang Penggiat HAM

Kompas.com - 11/12/2011, 03:58 WIB

Jakarta, Kompas - Sondang Hutagalung (22) adalah peminat dan penggiat masalah hak asasi manusia. Hal ini tecermin dalam diskusi yang kerap diikuti, nilai mata kuliah, serta buku-buku bacaannya. Dia juga sering ikut aksi teatrikal yang menyuarakan persoalan seperti kasus pembunuhan Munir.

Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Bung Karno (UBK) Daniel Panda mengatakan, Sondang yang tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Hukum UBK angkatan 2007 itu tergolong pandai. Indeks prestasi kumulatif terakhir tercatat 3,37.

”Dia peminat masalah HAM. Mata kuliah HAM diselesaikannya dengan nilai A. Selain itu, ada sejumlah mata kuliah yang mendapatkan nilai A, antara lain Tindak Pidana Bidang Tata Negara, Hukum Perlindungan Konsumen, Hukum Acara Pidana, dan Tindak Pidana Khusus,” tutur Daniel.

Sondang masih dalam proses penyusunan skripsi dengan judul ”Perlindungan Hukum terhadap Korban Tindak Pidana Perkosaan dalam Peradilan Pidana”. Judul itu sudah disetujui dan ada dosen pembimbing skripsi.

Daniel menambahkan, Sondang tidak aktif di organisasi kemahasiswaan yang ada di kampus. Namun, teman-temannya menyebutkan, Sondang kerap ikut kegiatan di luar kampus. Di lingkungan aktivitasnya, Sondang juga menjabat sebagai Koordinator Himpunan Advokasi-Study Marhaenis Muda untuk Rakyat dan Bangsa Indonesia (Hammurabi) sejak tiga bulan terakhir. ”Isu HAM dan antikekerasan sangat diminati Sondang,” kata Pelaksana Harian Koordinator Hammurabi Dharma Freddy Silalahi.

Kasus munir

Menurut Dharma, Sondang selalu ingin terlibat ekspresif dengan teatrikal dalam aksi damai, misalnya menyangkut masalah Papua, pembunuhan Munir, dan korban PKI. Selain aktif diskusi, Sondang kerap meminjam dan membaca risalah kasus Munir, Semanggi, Papua, dan PKI milik Kontras. Mungkin bahan bacaan itu diperlukan untuk memahami masalah, sekaligus inspirasi selanjutnya bagaimana membawakannya dalam aksi teatrikal.

Sondang tidak pernah terlihat membawa buku-buku ideologi yang berkaitan dengan pergerakan. ”Seringnya bawa buku kuliah sehingga mungkin itu membantu dia mendapat nilai bagus,” kata Madya, kawan Sondang.

Di salah satu dinding Kontras, Sondang membuat lukisan wajah Munir dan tulisan Menolak Lupa dengan cat semprot warna warni. Karya itu dibuat bersama dengan Singkaro (23), rekan satu angkatan dan satu jurusan. ”Sondang ingin mengajak orang agar terus mengawal kasus pembunuhan Cak Munir,” kata Dharma.

Kakak Sondang, Bob Crispianza (27), mengatakan, buku bacaan di rumah juga sebatas buku perkuliahan. Pihak keluarga mendukung keinginan Sondang untuk melanjutkan pendidikan profesi sebagai pengacara. Akan tetapi, rencana itu kini pupus sudah. (ART/BRO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com