Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Hamil Calon Ibu Harus Cukup Gizi

Kompas.com - 16/12/2011, 10:24 WIB

Kompas.com - Kurang gizi pada calon ibu bisa berdampak pada kesehatan ibu dan juga janin yang dikandungnya, baik jangka pendek atau jangka panjang. Karena itu, sebelum hamil seorang perempuan harus memiliki status gizi yang baik.

"Jika sebelum hamil ibu kurang gizi dan selama kehamilan tidak diperbaiki, maka anak bisa lahir dengan berat badan lahir rendah. Di masa depan si anak memiliki berbagai risiko penyakit kronik," papar dr.Saptawati Bardosono, dari Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Indonesia.

Ia menjelaskan, kurang gizi pada ibu dapat digolongkan ke dalam dua jenis, yakni malnutrisi dan kurang zat gizi mikro. Malnutrisi terkait dengan kurangnya asupan energi, terutama protein dan karbohidrat, dari makanan dalam waktu lama. Akibatnya si ibu akan mengalami kondisi kurang berat.

Sementara itu defisiensi zat gizi mikro adalah kurangnya asupan zat mikro tertentu yang diperlukan untuk pertumbuhan dan fungsi organ. "Misalnya kurang kalsium yang berdampak pada pertumbuhan tulang dan gigi, atau kurang zat besi yang bisa menyebabkan hipertensi dan perdarahan saat persalinan," papar salah satu pembicara dalam acara seminar Early Life Nutrition yang diadalah oleh Nutricia di Jakarta beberapa waktu lalu.

Lantas, bagaimana mengetahui status gizi seorang ibu? "Yang paling sederhana adalah menimbang berat badan secara berkala. Ukuran indeks massa tubuh yang normal untuk orang Asia Pasifik adalah 18,5 - 22,9," kata dr.Lusiana B.Sutanto, Sp.GK, dalam kesempatan yang sama.

Ditambahkan oleh Saptawati, untuk mereka yang berada di daerah pedalaman atau tidak memiliki timbangan, bisa juga dilakukan pengukuran lingkar lengan atas. "Jika ukurannya kurang dari 23 cm berarti kurang gizi karena cadangan energi di tubuhnya kurang," imbuhnya.

Untuk pengukuran zat gizi mikro bisa dilakukan di puskesmas atau  bidan. "Yang penting ukur kadar hemoglobinnya, sebelum hamil kadarnya minimal 12, sementara saat hamil 11. Jika kurang dari itu digolongkan anemia," kata Saptawati.

Pemenuhan gizi, menurut dia, seharusnya tidak hanya saat hamil tetapi sudah harus dimulai sejak bayi. "Gizi adalah sebuah siklus, harus dipenuhi setiap saat bukan hanya satu waktu saja," katanya.

Di usia bayi kebutuhan zat gizi dipenuhi dari ASI, kemudian setelah anak mendapatkan makanan pendamping ASI, asupan makanan harus lengkap dan seimbang, termasuk buah-buahan dan sayuran. Pola makan sehat ini harus terus dilakukan sampai usia dewasa sehingga kelak saat memasuki usia reproduksi mereka sudah cukup gizi dan siap melahirkan anak-anak yang sehat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com