Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinggi, Apresiasi Produk Fashion Lokal di Pesta Mode

Kompas.com - 26/02/2012, 20:31 WIB

KOMPAS.com - Indonesia Fashion Week 2012 yang berlangsung 23-26 Februari 2012 di Jakarta Convention Center menjadi ajang berpesta bagi semua penikmat fashion. Di hari terakhir, area pameran, fashion show, hingga talkshow dan seminar, tak hentinya dipadati pengunjung. Antusiasme datang dari berbagai kalangan di industri fashion. Mulai desainer, praktisi mode, hingga pengguna akhir produk fashion.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu juga menyempatkan hadir Minggu (26/2/2012) pagi, di hari terakhir IFW. Ditemani desainer dan pengusaha Musa Widyatmodjo, Mari menelusuri area pameran yang menyediakan ragam produk lokal kreasi UKM, juga koleksi desainer muda dan ternama Indonesia.

"Saya lihat banyak variasi produk dan tren baru yang menjadi representasi berbagai level fashion Indonesia. Ini ajang apresiasi dan etalase dari potensi Indonesia di bidang fashion," ungkap Mari saat jumpa pers di Main Lobby Jakarta Convention Center.

Mari menilai beberapa produk fashion di ajang IFW sudah bisa bersaing di level global, namun masih banyak juga yang perlu dikembangkan. "Satu-dua produk sudah berskala global, ke depannya Indonesia bisa menjadi trend setter kalau sudah mampu menjadi pusat fashion di Asia," lanjutnya.

Diselenggarakan untuk kali pertama, IFW menurut Mari masih lebih banyak dikunjungi end-user. Untuk event selanjutnya, katanya, IFW harus bisa mendatangkan lebih banyak retailer, buyer -termasuk dari department store- untuk bertransaksi dengan desainer dan UKM.

Musa juga mengakui hal yang sama. IFW masih lebih banyak dikunjungi pengguna akhir produk fashion, untuk berbelanja dan menyaksikan kreasi desainer di panggung busana.

Bagi Musa, IFW membuka mata banyak pecinta fashion mengenai kualitas dan keunggulan produk lokal. "Beberapa orang justru mengetahui produk yang biasa dibelinya di department store ternyata produk lokal. Ada pengunjung yang baru menyadari bahwa ternyata M by Musa yang mereka tahu tersedia di department store adalah produk lokal," jelasnya.

Menurut Musa, antusiasme dan apresiasi tinggi dari masyarakat terhadap IFW terlihat dari transaksi di berbagai booth pameran, serta dari fashion show yang selalu penuh pengunjung. "Banyak yang ingin lihat fashion show, tapi undangan terbatas. Sementara kalau dari laporan penjualan teman-teman desainer di setiap booth, ada yang transaksinya mencapai Rp 30-80 juta per hari. Saya sendiri belum tahu total penjualan saya berapa sampai saat ini," kata Musa, yang membuka dua booth untuk produk ready to wear dan seragam rancangannya, selain juga tampil di fashion show penutup IFW 2012.

Bagi Musa, IFW sebagai event perdana menjadi ajang apresiasi produk Indonesia. Produk lokal terangkat martabatnya karena kualitasnya, bukan semata menyoal harga. Meski end-user masih lebih mendominasi, IFW juga berhasil menarik perhatian buyer internasional. Walaupun belum ada transaksi antara buyer dan desainer atau UKM, peluang kerja sama semakin terbuka lebar karena IFW berhasil menimbulkan rasa ingin tahu buyer dari New York, Paris, Malaysia, dan Timur Tengah.

Selain Musa, desainer Indonesia yang memulai kiprahnya di industri fashion New York, Ardistia Dwiasri, mengakui produknya menarik perhatian beberapa buyer. "Ada buyer dari New York dan Kanada lihat-lihat. Ada juga retailer online yang menawarkan kerjasama. Banyak peluang kerjasama baru yang terbuka melalui IFW ini," tutur Ardistia kepada Kompas Female, saat ditemui di booth pameran label Ardistia New York di area main lobby JCC.

Melalui IFW, Musa dan Ardistia mengaku dapat memperluas pasar. Karena di pesta mode ini berbagai kalangan datang untuk mengenal lebih dekat produk lokal. "Saya masih memelajari industri fashion di Indonesia. Saya pikir marketnya besar dan respons positif. Sudah seharusnya IFW mencapai kelas internasional dan menarik buyer," kata Ardistia.

Ia berhasil menjual koleksi busananya 30 persen dari total 62 busana yang dibawanya ke booth pameran, dengan harga rata-rata Rp 1-3 juta. Koleksi teranyar Ardistia yang ditampilkan di fashion show hari pertama IFW, blazer Efisio dengan garis rancang arsitektural seharga Rp 2,5 juta, juga laris manis sepanjang pameran.

Menurut Ardistia, kegiatan pameran di IFW memberikan manfaat besar bagi desainer. Selain mampu menjual rata-rata tiga item busana per satu pembeli, Ardistia mengaku menemukan prospek klien dengan berpameran di IFW 2012 dan ajang memperluas jaringan di industri fashion. Hal serupa juga diakui Musa, yang mendapatkan pesanan busana dari Mari Elka Pangestu, serta mendapatkan sejumlah peluang kerjasama lainnya melalui IFW 2012.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com