Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gianti Giadi, Mengajak Jakarta Menari

Kompas.com - 19/03/2012, 21:06 WIB

”Di pesawat atau di mobil saya selalu tidur. Energi saya di-charge di situ, ha-ha...,” katanya dengan tawa lepas.

Malam hari, Gigi kadang masih menulis konsep-konsep pertunjukan atau merancang koreografi. Kadang sampai pukul 03.00 dini hari. Namun, energi tarinya seperti tidak pernah habis. Esok siangnya, ia sudah siap meliuk-liuk, melompat, melenting, melayang dalam gerak saat melatih murid-muridnya di Jakarta.

Indonesian Dance Festival
Gigi dengan kelompok tarinya kini tengah menyiapkan diri untuk tampil dalam Indonesian Dance Festival (IDF) yang akan digelar pada 1-9 Juni di Jakarta. Koreografinya yang berjudul ”Relieve” lulus seleksi untuk ditampilkan di ajang IDF.

Karya Gigi pernah digelar di sejumlah perhelatan di Singapura dan Indonesia. Antara lain dalam pergelaran ”Passages” bersama Singapore Dance Theatre di National Museum Gallery Theatre pada Oktober 2011. Bersama Gigi Dance Company, Gigi juga tengah bersiap tampil di Turki dan Seattle, Amerika Serikat, pada Juni dan Juli mendatang.

Pada setiap karya untuk tari modernnya, Gigi selalu mencoba memasukkan unsur gerak tari tradisi. ”Saya pernah memasukkan gerakan ukel ke dalam tari modern,” kata Gigi sambil memperlihatkan gerak memutar pergelangan tangan yang disebut ukel.

”Pernah pula saya menggunakan sampur (selendang) dalam gerakan tari balet. Misi saya memang memperkenalkan budaya Indonesia ke pentas internasional,” katanya menambahkan.

Itu mengapa Gigi terus-menerus belajar tari tradisi untuk memperkaya perbendaharaan gerak tarinya dan untuk menunjukkan rasa Indonesia dalam gerakannya. Untuk tari Jawa, ia menyempatkan belajar khusus di Jawa Tengah. Ia berencana belajar tari tradisi dari berbagai daerah di Nusantara.

Ia menyayangkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap tari meski sebenarnya negeri ini sangat kaya tari tradisi dan banyak penari muda. Sebagai penari dan koreografer yang mondar-mandir Jakarta-Singapura, Gigi bisa merasakan bagaimana besarnya perhatian dan dukungan Pemerintah Singapura pada tari. Mereka bahkan juga menghargai seniman dari Indonesia.

Kegundahan perasaan itu pernah ditumpahkan dalam salah satu koreografi Gigi. Karena bagi Gigi, menari juga menjadi medium ekspresi dan komunikasi. ”Apa pun yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata bisa disampaikan lewat gerakan. Ekspresi politik yang kalau saya ungkapkan dengan kata-kata mungkin akan terdengar kasar bisa saya ungkapkan lewat tari,” katanya serius.

Menari itu apa?

”Menari itu percakapan antara badan, pikiran, dan jiwa. Kita harus mendengarkan apa yang badan kita bilang sewaktu kita menari...,” kata Gigi.

Ia mengajak kita menari.

(Frans Sartono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com