Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koleksi Busana Berbahan Indonesia untuk Warga Dunia

Kompas.com - 20/05/2012, 12:19 WIB

KOMPAS.com -  Desainer anggota Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI), Ghea S Panggabean dan Widhi Budimulia, menghadirkan koleksi terkini dalam konsep mini show di Jakarta Fashion and Food Festival (JFFF). Keduanya merancang busana menggunakan bahan baku Indonesia, motif etnik dan bahan batik.

Bersama IPMI, Ghea dan Widhi membawa pesan, busana berbahan Indonesia juga bisa dirancang menyesuaikan tren terkini. Busana berbahan Indonesia tak kalah kualitasnya, dapat menjadi pilihan busana bagi masyarakat Indonesia, selain mampu bersaing dengan busana berlabel internasional segmen siap pakai.

"IPMI sepakat untuk menggali dan menggalakkan produksi dalam negeri. Desainer lokal juga terimbas tren global. Kami ingin berusaha menerjemahkan sumber budaya ke dalam fashion agar diterima warga dunia. Bahan Indonesia endless dan banyak bisa digali, banyak motif dan semakin berkembang. Inovasi tetap harus ada tapi tetap membudayakan produk dalam negeri," jelas Ghea, saat jumpa pers seusai pagelaran fashion di Hotel Harris Kelapa Gading, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu.

Menurut Ghea, desainer perlu terus berinovasi dengan menggunakan bahan tradisional namun tetap mengikuti tren styling, yakni potongan busana yang tidak terlalu tradisional agar pecinta fashion tertarik mengenakannya.

Widhi pun sepakat dan berpendapat, "Bagaimana mengolah bahan Indonesia agar terlihat global, ini tantangannya," tuturnya.

Keduanya pun mewujudkan konsep busana Indonesia yang siap memenuhi kebutuhan dan selera mode global, melalui karya kreatif dan inovatif yang kental sentuhan Indonesia.

Ethnicentrique dan Batikcentrique
Ghea menerjemahkan misi JFFF melalui koleksi siap pakai berkualitas, kental sentuhan Indonesia. Baginya pemilihan bahan penting dalam menciptakan koleksi siap pakai yang dapat memenuhi kebutuhan berskala besar. Selain itu, untuk menciptakan ready to wear, desainer juga harus mengikuti tren dunia. Ghea pun menerjemahkan salah satu tren dunia, motif tribal, dalam konsep busana Indonesia.

"Tribal cocok dengan karakter etnik yang menjadi ciri khas saya," tuturnya.

Di tangan Ghea, motif tribal yang menjadi tren dunia dihadirkan dalam busana etnik bergaya modern menggunakan perpaduan motif Nusa Tenggara Timur, Timor, dan Sumba, dengan sentuhan motif etnik Kalimantan. Selain warna terang yang hangat, busana etnik bergaya modern juga diterjemahkan dalam warna hitam putih.

"Saya memadukan handmade dan industrial printing. Jaket menggunakan tenun ikat tapi yang lainnya perpaduan motif. Untuk memproduksi ready to wear dalam jumlah banyak, akan kesulitan jika menggunakan kain asli yang membutuhkan waktu enam bulan untuk satu kain. Jika ingin mengembangkan ready to wear, harus berpikir secara industri, karena butuh lebih dari 250 potong busana untuk memenuhi kebutuhan department store," ungkapnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com