Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalau Anak Suka Mengatur Teman-temannya

Kompas.com - 22/06/2012, 18:45 WIB

T:
Mbak Ainy, anak saya kalau bermain bersama taman-temannya selalu maunya mengatur teman-temannya. Yang harus beginilah, harus begitulah, wah pokoknya dia maunya orang lain mengikuti apa katanya. Bagaimana ya Mbak, agar dia tidak lagi seperti itu? Apakah ada efek yang buruk nantinya jika dia selalu begitu? (Siti Rohimah, via e-mail)

J:
Mbak Siti Rohimah yang budiman,
Watak anak memang beraneka ragam. Ada yang aktif, ada juga yang pasif. Ada yang suka mengatur, ada pula yang lebih suka diatur. Mengenai sikap anak Mbak Siti yang suka mengatur, memang itu sisi kelebihan dan kekurangannya.

Kelebihannya, anak Mbak memiliki sikap kepemimpinan terutama dalam hal mengatur orang lain. Kekurangannya adalah, karena ia masih kecil, maka egonya masih tinggi. Jika hal ini dibiarkan, kelak ia akan tumbuh menjadi seorang anak yang egois dan menuntut orang lain mengerti dirinya.

Nah, masalahnya jika teman-temannya tidak mengikuti kehendaknya, maka yang akan terjadi adalah rasa kecewa dan berujung pada emosi bahkan percekcokan. Jadi, apa yang perlu dilakukan agar anak Mbak bertumbuh kembang menjadi seorang anak yang memiliki jiwa kepemimpinan serta kepedulian yang tinggi?

Pertama, mengajaknya bicara santai empat mata sambil mengajaknya bermain bersama dengan mainan kesukaannya. Dalam pembicaraan dengannya, ambillah sebuah cerita yang baru saja terjadi dengannya saat bermain dengan temannya, dimana ia maunya mengatur teman-temannya dan berujung pada sebuah percekcokan.

Lalu tanyakan kepadanya:
* Kak, apa sih yang kakak rasakan saat memaksa teman-teman menuruti kakak?
* Menurut Kakak, bagaimana ya perasaan teman-teman Kakak ketika Kakak memaksa mereka?
* Jika Kakak diperlakukan seperti itu oleh teman-teman Kakak, bagaimana rasanya ya Kak? Kemudian, berilah ia waktu untuk mengungkapkan perasaannya.

Kedua, setelah ia puas mengungkapkan perasaannya, katakan padanya bahwa apa yang ia lakukan itu telah membuat sedih teman-temannya. Hal ini untuk membangun empatinya serta kepeduliannya kepada teman-temannya.

Ketiga, doronglah ia untuk berbagi mainan serta makanan dengan temannya. Setelah ia berbagi, tanyakan kepadanya serta berilah apresiasi seperti:
* Kak, apa yang Kakak rasakan saat berbagi mainan atau makanan dengan teman-teman Kakak? Ketika ia menjawab,”Senang, Bunda.” Katakan kepadanya,”Begitu juga dengan mereka, Kak. Hati mereka senang sekali. Terima kasih, ya Kak. Hari ini Kakak luar biasa, telah berbaik hati kepada teman-teman.
* Kak, mulai sekarang Kakak mau kan berbagi dengan teman-teman? Ketika ia menganggukkan kepala ataupun menjawab "ya", ucapkan terima kasih. Lalu peluk ia dengan erat dan penuh kasih.

Keempat, lakukan ini secara terus-menerus. Selamat menjadi ibu yang luar biasa dan penuh kasih ya, Mbak Siti. Jangan lupa kirim kabar hasilnya kepada saya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com