Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan Industri Jamu Domestik

Kompas.com - 17/11/2012, 02:49 WIB

”Di sisi lain, kenaikan impor herbal asing, menurut data Surveyor Indonesia, melambung pesat 73 persen di tahun 2012 dibandingkan tahun lalu. Itu belum termasuk jamu ilegal yang beredar di pasaran dengan tidak menggunakan label berbahasa Indonesia,” ujar Putri.

Indikasi tersebut membuktikan permintaan jamu dari pasar dalam negeri masih sangat besar. Sayangnya, Putri melanjutkan, kebijakan pemerintah belum banyak yang pro pada industri lokal.

Aturan perundang-undangan yang cenderung membebani industri lokal, kenaikan tarif dasar listrik, kenaikan bahan bakar minyak, dan aturan yang cenderung kaku di dalam penggunaan bahasa promotif di label serta iklan dinilai sedikit banyak menurunkan daya saing industri jamu dalam negeri.

Menurut Putri, untuk menghadapi persaingan global, hal yang cenderung menghambat daya saing harus ditiadakan atau setidaknya diminimalkan. ”Kami sebagai pelaku usaha membutuhkan dukungan konkret pemerintah untuk melawan produk impor yang masuk pasar dalam negeri. Dengan demikian, pelaku industri jamu luar negeri yang mendapat bantuan dari pemerintahnya masing-masing dapat kami hadapi secara kompetitif,” tuturnya.

Dukungan ini penting mengingat banyaknya industri jamu. Berdasarkan data terakhir GP Jamu, saat ini ada 1.166 industri obat tradisional, terdiri dari 130 industri kategori besar dan 1.036 lainnya merupakan industri kecil obat tradisional, termasuk industri rumah tangga.

(C Anto Saptowalyono/Siwi Yunita Cahyaningrum)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com