Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/11/2012, 09:15 WIB

Kompas.com - Setelah selama satu dekade hanya fokus pada upaya mengobati HIV, para pakar kesehatan kini sepakat untuk lebih memikirkan upaya pencegahan yang efektif demi menekan angka infeksi virus ini. Langkah pertama adalah memperluas cakupan tes HIV.

Riset teranyar menunjukkan, obat anti-HIV yang bisa menghambat pertumbuhan virus sehingga tidak cepat menjadi AIDS, ternyata juga mencegah keganasan penyakit jika diberikan segera setelah seseorang terinfeksi HIV. Obat yang sama juga bisa mencegah infeksi pada orang sehat yang terpapar oleh virus HIV.

Pendekatan melalui pemberian obat anti-HIV tersebut dianggap menjadi cara yang penting dalam upaya mengontrol penyebaran virus dan menjaga supaya kasus baru HIV berkurang.

Langkah pencegahan yang dianggap potensial itu mendorong Satuan Tugas Pencegahan Penyakit (USPSTF) Amerika Serikat mengeluarkan rekomendasi agar setiap orang berusia 15-65 tahun dites HIV sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin. Anjuran itu juga berlaku pada mereka yang tidak beresiko tertular HIV.

Tim panel kesehatan independen mengatakan, melakukan skrining HIV sebagai hal yang rutin seperti halnya pemeriksaan kolesterol akan membuat seseorang mengetahui statusnya dan mau mengambil terapi yang diperlukan.

Sekitar satu dari lima orang di AS sekarang ini tidak mengetahui apakah mereka positif HIV atau tidak. Bahkan pada orang yang beresiko tinggi, seperti gay dan biseksual, angka pemeriksaan HIV masih rendah. Sekitar 48 persen tidak pernah melakukan tes HIV.

Dengan mengetahui status HIV sejak awal bisa dilakukan langkah-langkah pencegahan penyebaran virus. Meski begitu para ahli menegaskan bahwa cara terbaik mencegah HIV adalah tidak melakukan seks bebas dan beresiko.

"Selama satu dekade melakukan intervensi perilaku, angka penularannya relatif stabil. Terapi pencegahan, seperti pemberian obat anti-HIV bisa menjadi cara baru untuk memperlambat penyebaran HIV. Namun cara itu hanya efektif jika cakupan tes HIV diperluas," kata Kali Lindsey, Direktur Public Affairs National Minority AIDS Council.

Mendorong lebih banyak orang melakukan tes HIV juga akan menurunkan stigma sehingga tidak ada kesan hanya mereka yang beresiko saja yang dites. Petugas kesehatan juga diminta tidak hanya meminta tes HIV pada mereka yang beresiko saja.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com