BENNY D KOESTANTO
Manajemen Lippo Karawaci
Sebagaimana ditegaskan Presiden Direktur Lippo Karawaci Ketut Budi Wijaya (56), seluruh divisi usaha telah disiapkan untuk terus tumbuh pada 2013. Laba operasional diharapkan tumbuh 40 persen dengan pendapatan berkelanjutan diharapkan mencapai sekitar 50-55 persen dari total pendapatan.
Berikut petikan wawancara dengan Ketut Budi Wijaya di Tangerang, Banten, Rabu (19/12/2012) lalu:
Latar belakang pengembangan divisi rumah sakit (RS) ini?
Pengembangan kota seperti Karawaci membutuhkan fasilitas lengkap yang seharusnya disediakan pemerintah, tetapi beban pemerintah cukup besar. Maka, kami bangun dengan swasembada. Kami bangun antara lain mal, RS, dan sekolah. Waktu itu di Tangerang adanya RS khusus kusta. Semua takut. Sejak awal kami sadar dan mengerti bisnis RS menyangkut keselamatan dan nyawa. Waktu itu, kami tidak mampu menjalankan fungsi itu. Maka, dijalin kerja sama dengan Gleneagles. Namun krisis ekonomi 1998 mengubah semuanya. Tanpa Gleneagles, mulailah kami jalani sendiri dengan melakukan perbaikan pada RS Siloam. Selain fungsi sosial, ternyata RS juga punya fungsi usaha dan memberikan nilai balik yang sangat tinggi pada perusahaan.
Posisi divisi usaha RS saat ini?
Kami punya 12 unit RS. Yang terbaru di Bali dan Palembang (Sumatera Selatan). Target ada 20 unit RS pada 2015. Ini memberi lapangan pekerjaan cukup besar. Lebih kurang menampung 1.200 dokter dan 2.000 perawat. Sekitar 32 persen sokongan pendapatan perusahaan dari unit RS. Ini strategis dikembangkan. RS memberi pendapatan berulang (recurring income). Properti bernilai jutaan, tetapi gampang terkena fluktuasi. Pendapatan RS meningkat dan bisa mengurangi risiko properti. Fungsi RS strategis.
Jadi, divisi RS ini sebagai berkah?