Lewatkan Makan Siang demi Wawancara

MEDAN, KOMPAS.com — Menunggu sesi wawancara, jobseekers tanpa nomor antrean memilih duduk di lantai, bahkan melewatkan waktu makan siangnya. Seperti yang dilakukan Nina dan temannya, Erni, warga Jalan Budi Luhur, Medan, Jumat (8/3/2013).

Dia mengaku lapar, tetapi tidak berani meninggalkan arena Kompas Karier Fair (KKF) karena takut waktu wawancaranya terlewat. Maklum, selain baru pertama kali ikut acara seperti ini, ia juga baru pertama kali mencoba mencari pekerjaan setelah tamat kuliah.

"Aku deg-degan, baru pertama kali ini. Kakiku sudah berkeringat, makan pun malas jadinya. Takut aku tak bisa menjawab apa yang ditanya pas wawancara nanti," kata Nina yang diamini Erni.

Yuni Damanik, perempuan asal Siantar, lain lagi ceritanya. Ia jauh-jauh datang ke Medan dan menghadiri KKF untuk mencari kerja agar bisa menyenangkan ibunya di kampung. Sayangnya, tamatan SMA ini bilang tak ada pekerjaan yang cocok untuknya.

"Aku mau kerja di bank, tapi tak ada yang menerima tamatan SMA, paling kecil D-3, tak bisalah aku. Padahal, mau menyenangkan mamak-ku di kampung. Jadi, harus kuliah lagi aku, mending ke sawah sajalah," katanya kesal sambil berlalu.

Ada lagi yang mengeluhkan soal kemampuan berbahasa Inggris yang menjadi standar wajib jika ingin bekerja, khususnya di hotel. Gara-gara syarat ini, banyak jobseekers yang mundur dan memilih pekerjaan lain yang tidak wajib berbahasa asing tersebut.

"Awak tamat kuliah aja syukur. Bahasa Inggris pulak lagi. Payah kali syaratnya, makin banyaklah pengangguran nanti kalau begini. Cuma orang-orang mampu sajalah yang bisa bekerja," kata Ari yang coba melamar di salah satu hotel milik Gramedia Group.