Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/10/2013, 16:31 WIB
Christina Andhika Setyanti

Penulis

Sumber Shine
KOMPAS.com — "Merokok adalah hal yang biasa dalam hidup saya. Ayah saya dan beberapa anggota keluarga lainnya memang merokok. Saya ingat, waktu kecil saya berpikir kalau rokok itu sangat menjijikkan. Namun, pengaruh lingkungan membuat saya menjadi perokok pada usia 16 tahun.

Hanya saja, setelah berkencan dengan suami, saya berusaha untuk mengurangi frekuensinya. Saya memakai segala cara untuk menghentikan kebiasaan ini, misalnya dengan permen karet atau makan kalkun dingin. Sayangnya, ini sulit dilakukan, diam-diam saya masih merokok.

Setelah menikah, saya mengalami masalah sulit hamil. Saya jadi stres dan emosi naik turun. Menengok ke belakang, saya yakin ini ada hubungannya dengan kecanduan nikotin yang saya alami. Dalam hati saya berkata bahwa saya akan berhenti merokok setelah hamil.

Suatu saat, sebuah tanda positif hamil muncul di test pack saya. Kami sangat gembira dan langsung bersantai di depan rumah. Saya pun menatap tiga batang rokok terakhir dalam kotak dan berpikir, 'Setelah rokok ini habis, saya tak akan merokok lagi.' Lagi-lagi, ini mudah diucapkan daripada dilakukan.

Selama hamil, saya terobsesi untuk bisa merokok lagi selama awal kehamilan pertama. Sebab, teman kantor tak ada yang tahu kalau saya hamil, saya bebas merokok di kantor. Saya tahu kalau merokok saat hamil itu tak baik untuk bayi.

Menyadari bahwa kebiasaan ini sulit dihentikan tiba-tiba, saya buat rencana secara bertahap untuk menguranginya. Dimulai dengan mengubah kebiasaan pada waktu istirahat kerja, membuang pemantik, dan masuk ke dalam pom bensin ketika ingin merokok untuk menahan hasrat.

Saya pun memutuskan untuk memberitahu rekan kerja bahwa saya hamil. Harapannya, teman-teman bisa jadi motivator kuat untuk berhenti merokok. Meski demikian, masih ada banyak gangguan yang datang. Tetapi, saya percaya bahwa rokok bisa sangat berbahaya untuk ibu dan bayi. Tak cuma itu, merokok juga akan memengaruhi kesehatan generasi-generasi mendatang.

Mencapai minggu ke-12 kehamilan, saya berhasil menurunkan frekuensi merokok. Saya senang bahwa saya akhirnya mampu berhenti sama sekali pada awal trimester kedua. Menjadi seorang ibu akhirnya membuat saya berhasil berhenti merokok selamanya." ~ Darcy Zalewski ~

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com