Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Banyak Profesional Muda AS Lebih Pilih Tinggal di Truk?

Kompas.com, 23 Oktober 2015, 07:06 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber Glamour


KOMPAS.com –
Sudah bukan rahasia lagi bahwa di Amerika Serikat, terutama New York dan San Francisco, biaya sewa apartemen sangatlah mahal, bahkan yang jaraknya jauh dari pusat kota pun bisa mencapai 3.512 dollar AS atau sekitar Rp 46 juta per bulan.

Kondisi ini membuat para profesional muda jengah sehingga mereka memilih tinggal di truk yang diparkir di pinggir jalan atau lahan parkir.

"Saya sadar saya telah membayar biaya sewa yang selangit untuk apartemen yang seharusnya saya tempati. Namun, saya hampir tidak pernah pulang. Rasanya sulit sekali membuang uang begitu banyak,” ujar Brandon (23), seorang karyawan di raksasa teknologi Google.

“Anda seperti membakar uang dan akhirnya tidak bisa berbuat apa-apa untuk masa depan. Ini berat bagi saya," imbuhnya.

Alasan biaya sewa apartemen yang amat mahal, Brandon yang bekerja sebagai insinyur perangkat lunak, memutuskan hengkang dari apartemen yang selama ini dia sewa.  Tanpa pikir panjang, dia memilih untuk tinggal di sebuah truk.

Brandon sudah menempati tersebut sejak pertengahan bulan Mei 2015 lalu.Dengan demikian, dia pun bisa menghemat uang, mempersingkat jarak tempuh ke kantor.

Cara tersebut membuatnya hidup lebih sehat dan memperoleh banyak pengalaman langka.

"Tidak ada waktu yang lebih baik sepanjang hidup saya selain ketika saya mencoba untuk tinggal di truk. Namun, ada tidak enaknya tinggal di truk, yakni bunuh diri secara sosial, tidak nyaman, stres, cemas, biaya besar untuk beli truk, dan mengurangi kesempatan untuk bercinta," jelasnya.

Hal yang sama pun dilakukan oleh Katherine Patterson, seorang insinyur perangkat lunak di sebuah raksasa teknologi yang berkantor di Silicon Valley, negara bagian California.

Katherine tinggal di sebuah mobil van yang biasa diparkirnya di sebuah kawasan bernama Bay Area.

Mobil van yang menjadi "rumah" Katherine adalah VW Camper tahun 1969 dengan furnitur yang dibelinya di Ikea.

Menurut Katherine, ada banyak orang yang terpaksa tinggal di dalam mobil karena tidak sanggup untuk menanggung biaya hidup di kawasan Bay Area.

Dia berencana untuk tetap tinggal di dalam mobil van agar bisa menabung uang dalam jumlah yang banyak, melunasi utang, dan mempelajari beragam keterampilan hidup, seperti mekanik dan pertukangan.

Selain tinggal di truk, ada pula profesional muda yang memilih untuk tinggal di sebuah perahu, yakni Sarah Carter.

Sarah Carter (23), seorang karyawan di perusahaan e-commerce pindah ke San Francisco dan memutuskan untuk membeli sebuah perahu seluas 15 meter persegi seharga 9.600 dollar AS atau setara Rp 127 juta.

Kapal tersebut dia jadikan sebagai tempat tinggal. Setiap bulan, dia membayar perawatan perahu dan dok marina, dengan total biaya hidup bulanan mencapai 350 dollar AS atau setara Rp 4,6 juta.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Wellness
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
Fashion
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau