Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wanita Matang yang Masih Sendiri Disebut Wanita Sisa di China

Kompas.com - 22/04/2016, 19:02 WIB
Syafrina Syaaf

Penulis

KOMPAS.com – Sebuah label perawatan kulit dari Jepang merilis video komersial mengenai kehidupan kaum wanita lajang di China.

Video tersebut memperlihatkan betapa sulitnya para wanita lajang di China untuk bisa diterima seutuhnya tanpa dipandang sebelah mata, hanya karena belum menikah dan memiliki keluarga.

Memilih tajuk Leftover Women, video dengan jalan cerita yang sangat menyetuh itu pun tersebar viral di internet.

Tiga wanita China berusia di atas 25 tahun mengisahkan rasa sedih, gusar, dan keberanian mereka tentang hidup sebagai wanita lajang meski mendapat sebutan leftover woman.

Leftover woman, jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia mengandung arti, wanita sisa.

Selain tiga wanita yang menuturkan kisah nyata kehidupan mereka, para orangtua juga turut hadir dalam video untuk menumpahkan kekhawatiran dan rasa sedih atas anak perempuan yang belum juga menikah di usia matang.

Dalam kebudayaan China, anak perempuan yang masih sendiri dan telah mencapai usia di atas 25 tahun, terkadang dianggap sebagai aib keluarga karena tidak menjalani aturan hidup yang ideal, menikah, memiliki anak, dan membangun keluarga.

Kontradiksi tradisi antara tuntutan keluarga dan keinginan bisa mandiri atas usaha sendiri, menjadi kerikil yang terus melukai langkah ketiga wanita China tersebut.

“Dia terlalu pemilih,” , “Dia keras kepala”, “Dia terlalu mandiri,” dan “Dia leftover woman,”, ucapan-ucapan itu terlontar dari tiga orangtua wanita yang mendapat julukan wanita sisa.

“Imlek adalah waktu paling berat karena setiap orang pasti menanyakan pasanganmu, sudah berapa usiamu, dan masih banyak lagi,” ujar wanita lajang dengan rambut panjang yang merasa sedih mendengar sebutan lefttover woman.

“Mereka juga bilang kalau aku sudah tidak muda lagi, menikahlah,” ucap wanita lajang kedua.

“Masyarakat China memandang wanita yang belum menikah, hidupnya tidak lengkap,” kata wanita ke-tiga.

Kemudian, para orangtua pun turut angkat bicara mengenai pilihan putrinya yang belum juga menikah.

“Aku tidak akan mati dengan damai, kalau dia belum menikah,” jelas salah satu orangtua.

Selanjutnya, video tersebut membahas tren marriage market di China. Pasar tersebut adalah tempat di mana para orangtua menampilkan foto-foto anak perempuan mereka lengkap dengan biodata dan pekerjaannya.

“Aku merasa pasar itu seperti menjual anakmu sendiri,” tegas wanita lajang ke-tiga.

Merasa bersalah dan sedih karena tak dipandang utuh sebagai manusia, ketiga wanita yang masih lajang itu pun menuruti keinginan orangtua untuk andil dalam marriage market.

Ketiganya mempersiapkan foto terbaik mereka yang dipajang lebih besar dari foto-foto wanita lainnya.

Sebenarnya, partisipasi mereka ini ingin memberikan pesan pada orangtua masing-masing bahwa mereka tetap bisa bahagia meski belum menikah, mereka ingin orangtua tetap menghargai dan mencintai mereka sebagai anak walaupun tak kunjung memberikan menantu.

SHANGHAIIST Salah satu cuplikan dalam video Leftover Woman

“Aku tidak ingin menikah karena tekanan aku harus menikah, aku ingin hidup bahagia, menikah atau tidak,” tulis salah satu wanita ini dibawah foto diri di marriage market.

“Aku mungkin belum menikah, tetapi aku memiliki karier yang bagus, aku percaya diri, dan jangan sebut aku leftover woman, aku power woman,” tulis lainnya.

“Aku bahagia hidup melajang, aku bebas, dan menikmati hidupku,” tulis wanita ke-tiga.

SHANGHAIIST Salah satu cuplikan video di market marriage di China.

Melihat dan membaca pesan mengharukan ketiga anak perempuan mereka, para orangtua pun tersentuh, terlihat menitikan airmata dan menangis.

“Aku akan mendukung anakku,” pungkas salah satu orangtua dalam video tersebut.

Tampaknya, banyak wanita muda yang masih lajang di China, muak dengan julukan wanita sisa. Sebab, sebutan itu sudah menciptakan stereotype negatif.

Selain video produk perawatan kulit ini, beberapa produk lainnya di China juga mengangkat tema leftover woman. Kebanyakan wanita lajang di Negeri Tirai Bambu itu mengaku, tidak suka dan tidak terima dengan julukan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com