Ketika hanya harus memilih empat dan satu orang, peserta memilih empat, bukan karena sekadar moralitas tapi bahwa empat manusia hidup punya kesempatan meneruskan kehidupan kita sebagai sesama manusia lebih daripada satu orang.
Namun ketika satu orang itu adalah orang yang dekat dengan kita, orang yang mungkin punya kesamaan gen dengan kita, maka kita memilih satu orang itu, untuk kesempatan lebih besar meneruskan diri ke kehidupan selanjutnya.
Dan sesuatu yang personal ini akan berbeda dari satu orang ke orang lainnya, tergantung dengan peran dan latar belakang pribadi.
Saat nonton, saya memposisikan diri jadi Cinta, meski wajah jelas ujung ke ujung bedanya. Sebagai Cinta, tanpa sadar saya mempertimbangkan siapa yang bisa lebih menjaga turunan gen Cinta sampai milenial mendatang.
Lalu saya masuk Tim Trian karena latar belakang diri sendiri, yang kebetulan nggak pernah punya mantan pacar seganteng Nicholas Saputra. Membayangkan mantan-mantan saya tiba-tiba papasan di Jogja pas lagi packing salak adalah semacam sekuel Bangkit Dari Kubur.
Kalau Cinta balik sama semacam mantan saya itu jelas Cinta tidak akan survive. Tapi kalau sama Trian, wah, Cinta akan punya keturunan yang kece dan mapan sejak lahir, yang menurut berbagai penelitian, tentunya punya harapan hidup lebih tinggi.
Tapi jika peran diubah, bahwa saya kini menjadi Rangga, tentu saya akan berpikir demi kesempatan survival gen Rangga. Yang akan punya kesempatan lebih besar untuk diturunkan jika menikah dengan Cinta daripada menjomblo.
Pilihan terbaik
Itulah yang akhirnya membelah perempuan Indonesia, sebagian memilih Rangga dan sisanya memilih Trian, atau sebagian memilih Captain America dan sisanya memilih Iron Man, atau sebagian memilih Batman dan sisanya Superman.
Karena setiap individu ini akan mengasumsikan peran tertentu, entah menjadi Cinta, menjadi Rangga, atau menjadi Trian, lalu mengkombinasikannya dengan latar belakang pribadi yang tidak ada kaitannya sama film, untuk muncul dengan pilihan terbaik demi kebertahanan hidup mereka.
Can we judge? Seperti dalam percobaan Trolley Effect, etika ternyata juga punya area abu-abu. Entah itu atas nama cinta, atas nama kedamaian sebuah keluarga, atas nama kenyamanan personal, pada akhirnya, semua berbuntut pada sebuah insting untuk menjaga kelangsungan hidup setiap individu.
Demikian saya harus legowo atas apa pun pilihan Cinta pada akhirnya. Mungkin Cinta akan memilih Rangga karena ia datang dari keluarga berada yang tidak perlu tambahan harta untuk bertahan hidup. Tapi ia butuh rasa suka banget-banget untuk sebuah proses meneruskan keturunan organisme.
Mungkin saya memang belum terlalu kenal Cinta lewat dua sekuel film yang berjarak belasan tahun ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.