Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Youtube, Kini Fredy Wijaya Kolaborasi dengan Disney

Kompas.com - 03/03/2017, 19:06 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com — Selain Herman Tantriady, Fredy Wijaya adalah cerita sukses lainnya mengenai seorang pria yang berhasil merambah ke dunia baru. Menariknya, Fredy mempelajari keahlian barunya melalui YouTube.

Kepada Kompas.com, Fredy menceritakan awal mulanya merintis label produk kulit, Born Goods, dalam acara peluncuran Project Style oleh The Walt Disney Company Indonesia di The Warehouse Plaza Indonesia, Jakarta, Rabu (1/3/2017).

Fredy bercerita bahwa dia telah 14 tahun melenggang di dunia seni sebagai fotografer pernikahan. Namun, ketika memasuki era digital, dia merasa tidak produktif dan ingin mencari keahlian baru yang menggunakan tangan.

“Gue tergerak untuk mengingat kembali, ‘Ngapain sih gue dulu?’ Ternyata, gue (dulu) suka prakarya. Dari situlah, (gue) tergerak untuk buka YouTube dan ketemulah kulit,” ujarnya.

Untuk mempraktikkan hobinya yang baru, Fredy pun merogoh kocek untuk membeli peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan.

Setelah belajar cara menjahit produk kulit sambil menonton YouTube, kini Fredy sukses mendirikan labelnya sendiri, Born Goods.

Tempat paspor dari Born Goods

Pria ini bahkan berkolaborasi dengan The Walt Disney Company Indonesia untuk membuat sekitar 200 produk kulit seperti tempat paspor, tempat kartu, dan dompet dengan logo siluet Mickey Mouse.

Sembilan puluh persen dari proses pembuatan produk-produk tersebut, mulai dari mendesain, memilih bahan, membuat pola, memotong, hingga menjahit dilakukannya sendiri selama empat bulan.

“Hampir semua produk ini dibuat dari kulit kerbau, bukan sapi,” katanya.

Satu-satunya jenis produk yang terbuat dari kulit sapi muda adalah tempat kartu. “(Kulit sapi muda) ini lebih lembut karena sesuai dengan kebutuhan produknya. Kalau ini kan buat kartu, kalau misalnya (kulitnya) terlalu tebal, kartunya jadi tidak bisa banyak,” ucap Fredy.

Lalu, salah satu aspek menarik dari karya Fredy adalah kulitnya yang tidak diberi treatment.

“Sebenarnya, ini hanya pola pikir saja yang perlu diubah. Biasanya kalau pakai kulit, orang-orang takut banget kotor kena air dan bercak. Padahal, justru ‘kotor’ inilah yang bagus. Sebab, itu artinya kulit masih bernapas,” ujarnya.

Dia melanjutkan, kalau memang di-treatment, kita harus cari tahu dulu treatment-nya seperti apa. Kebanyakan treatment yang ada di pasaran menggunakan bahan kimia. Akibatnya, pori-pori kulit tertutup dan menyebabkan retak-retak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com