Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Mitos Soal Makanan yang Sebaiknya Diabaikan

Kompas.com, 18 April 2017, 16:56 WIB
Wisnubrata

Penulis

Banyaknya informasi soal hidup sehat rupanya membuat semakin banyak orang tergerak untuk mengikuti gaya hidup ini. Orang-orang kini menimbang-nimbang makanan apa yang baik dan buruk bagi tubuh mereka sebelum membeli atau menyantapnya.

Namun karena industri makanan juga memerlukan pemasukan, maka banyak produk dikemas atau diklaim sebagai produk yang sehat. Produsen memberi label produk mereka lebih sehat dibanding yang lain. Tentu tidak semua harus kita percaya.

Nah berikut beberapa mitos soal makanan dan nutrisinya yang banyak beredar, namun bisa kita abaikan.

1. Roti gandum tidak menyebabkan gemuk

etiennevoss Roti whole grain
Kebanyakan dari kita merasa sudah melakukan diet yang benar dengan mengganti nasi atau roti tawar dengan roti gandum. Tapi apakah Anda mendapatkan hasil yang diinginkan, atau lingkaran perut Anda tetap tidak berubah? Mengapa demikian?

Faktanya, roti gandum yang berwarna kecoklatan ini, meski dibuat dari biji gandum utuh, namun dalam proses pembuatannya adonannya dicampur dengan tepung terigu putih dan dedak gandum. Fungsinya untuk memberikan tekstur yang sedikit lebih lembut.

Akibatnya, seperti halnya roti tawar putih, roti gandum juga lebih cepat dicerna dan memiliki (indeks glikemik) IG yang tinggi.

Masalahnya, karena terlanjur dianggap sebagai makanan sehat, maka kita sering mengkonsumsinya dalam jumlah lebih banyak, bahkan ditambah berbagai jenis selai yang mengandung banyak gula. Bila itu yang terjadi, maka lingkar pinggang Anda tidak akan kunjung mengecil, namun bisa-bisa justru bertambah.

Nah, bila Anda tidak ingin menghilangkan roti dari menu, ada pilihan yang lebih baik daripada roti gandum, yakni whole grain. Varian roti yang satu ini teksturnya lebih kasar dibanding roti gandum dan lebih berserat. Bedanya dengan roti gandum biasa adalah adanya tambahan biji-bijian seperti biji rami, kedelai, atau biji bunga matahari.

Roti whole grain memiliki kandungan serat empat kali lebih tinggi daripada roti tawar putih. Roti ini juga memiliki IG yang rendah karena seratnya lebih lama dicerna tubuh. Makanan ini bisa membantu Anda kenyang lebih lama karena proses pelepasan energinya jadi lebih lama.

Baca: Urutan Roti Tawar yang Paling Sehat

2. Makan sedikit tapi sering membuat Anda langsing

e-anjei Sushi
Banyak orang berangggapan makan sedikit tapi sering akan memicu metabolisme dalam tubuh sehingga membuat kita tidak mudah menjadi gemuk. Gagasan ini mencontoh kebiasaan orang Asia yang makan dalam porsi kecil namun lebih sering.

Hal ini tidak sepenuhnya benar. Bila metode ini terbukti keampuhannya, mengapa mengemil justru menyebabkan gemuk? Padahal ngemil kan sama dengan makan dengan porsi kecil namun sering.

Penelitian yang dimuat dalam US Journal of Nutrition menemukan bahwa makan dua atau tiga kali sehari membakar kalori yang sama dengan mereka yang menyantap makanan sama namun membagi porsinya agar bisa dimakan beberapa kali.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau